Proyek Flyover Purwosari Solo

Dilema Tukang Becak Naikkan Tarif karena Jalan Jadi Memutar Selama Pengerjaan Flyover Purwosari Solo

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah alat berat yang digunakan salam pengerjaan proyek pembangunan. Flyover Purwosari disiagakan di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Rabu (5/2/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dampak pengerjaan flyover Purwosari tak hanya dirasakan tukang ojek pangkalan (opang).

Para tukang becak yang biasanya mangkal di depan Stasiun Purwosari pun ikut merasakan dampaknya.

Mereka harus menerima nasib akses jalan yang biasanya dilalui harus ditutup sementara.

Di antaranya, akses jalan menuju simpang tiga Kerten, kini ditutup sementara.

Imbas Proyek Flyover Purwosari, Tukang Ojek Pangkalan Naikkan Tarif karena Ambil Jalan Memutar

Seorang tukang becak, Pono (59) menyampaikan, ia terpaksa mengambil jalan memutar saat mengantar penumpang ke arah itu.

"Kalau mengambil jalan memutar, mau tidak mau tarifnya Rp 30 ribu karena harus melewati kawasan Manahan baru ke daerah Kerten," ujar dia kepada TribunSolo.com, Rabu (5/2/2020).

"Kalau langsung menuju arah simpang tiga Kerten, cuma bayar Rp 15 ribu," imbuhnya membeberkan.

Curhatan Tukang Ojek Pangkalan saat Proyek Flyover Purwosari Dimulai, Siap Cari Kerja Sampingan

Kenaikan tarif terpaksa dilakukan para tukang becak Stasiun Purwosari setelah pengerjaan proyek flyover Purwosari dimulai.

"Mau tidak mau tarif segitu, kalau tidak mau ya sudah, tidak kami tarik," tutur Pono.

Underpass Makamhaji Sempat Macet Pagi Hari, Warga Anggap Wajar karena Proyek Flyover Purwosari

Pono mengungkapkan ia sehari bisa mengantar minimal penumpang ke arah simpang tiga Kerten sebelum proyek flyover Purwosari dimulai.

"Paling tidak ya dua kali menarik ke arah sana pasti ada," ungkap dia.

"Kalau dihitung-hitung, biasanya bisa empat penumpang setiap harinya," pungkasnya. (*)

Berita Terkini