TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Penerapan new normal dipastikan belum akan diterapkan di Kabupaten Sragen.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sampaikan Sragen belum bisa menerapkan new normal dalam waktu dekat.
Salah satu alasan ialah Pemkab Sragen belum bisa melihat potret secara keseluruhan persebaran Covid-19 di 20 kecamatan Kabupaten Sragen.
"Harusnya kita lakukan rapid test 1 persen dari total populasi dan lebih baik lagi sebenarnya langsung swab test."
"Namun ini kita lakukan rapid test terlebih dahulu jika ada yang positif baru kita swab test," terang Yuni, Rabu (3/6/2020).
Dengan dilakukan rapid test di 20 kecamatan ini, baru akan diketahui sebarannya dan yang terpenting masyarakat tidak perlu takuti apabila ada yang reaktif bahkan positif.
• Akhir Cerita Oknum Koordinator Santri Temboro Sragen yang Meneror & Intimidasi Perawat di Kedawung
• Isi Pesan Teror kepada Perawat di Sragen, Kapolres : Intinya Ditulis Anda Terima Akibatnya
Yuni menambahkan dua RSUD dan rumah sakit darurat serta tenaga medis telah kita melayani.
Selain itu, new normal dikatakan Yuni masih harus melihat pasien Covid-19 di Kabupaten Sragen yang masih diangka sembilan orang.
"Kita harapkan minggu ini 5 OTG bisa dinyatakan sembuh dan pasien lain juga sembuh, baru kita bisa bicara new normal. New normal disesuaikan dengan kondisi kabupaten," lanjut Yuni.
Terkait new normal ASN Yuni menyampaikan sesuai surat dari Kemendagri per (5/6/2020) seluruh ASN sudah masuk dan tetap menjalankan protokol Covid-19.
"Berdasarkan surat itu semua masuk tidak pakai WFH tapi untuk konsepnya baru akan kami rapatkan besok," kata Yuni.
Yuni menyampaikan konsep lain yang perlu diperhatikan lagi ialah belajar anak-anak sekolah dan kegiatan di pondok pesantren.
Terkait masuknya anak-anak sekolah Yuni akan mengikuti pemerintah pusat yakni masuk pada tahun ajaran baru (13/7/2020).
Yuni menyampaikan pihaknya tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk new normal di bidang pendidikan karena tidak ingin seperti Korea yang harus meliburkan kembali anak-anak.
"Sekolah mau gimana? Kan tidak mungkin dimasukkan semua, kalau misalnya masuk sehari berapa jam?," aku dia.
"Karena satu kelas tidak mungkin 30 orang maksimal 15."
• Jelang New Normal, Seberapa Efektif Masker & Jaga Jarak Cegah Penyebaran Corona?, Ini Penjelasannya
• New Normal, Pemkot Solo Ogah Buru-Buru Buka Sekolah : Tunggu Ekonomi Pulih Dulu
"Berarti harus ada pengaturan ini sedang kita olah nanti kalau sudah selesai kita sampaikan," katanya.
Dirinya membocorkan beberapa kebijakan yang akan diambil seperti akan diberlakukan masuk pagi dan masuk di jam siang.
Yuni menyampaikan sedang memikirkan berapa lama waktu yang efektif bagi guru dan anak-anak untuk bertatap muka.
"Yang penting ada hubungan antara guru dan murid, bisa bertemu saja."
"Kalau daring kan tidak dapat berinteraksi hubungan emosional kurang," kata Yuni.
Yuni menyampaikan darling mungkin efektif bagi pelajar di kota, namun di desa-desa pelosok di Sragen kurang efektif. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bupati Yuni Pastikan Kabupaten Sragen Belum Siap New Normal