Virus Corona

3 Gejala yang Jadi Indikasi Orang Mengalami Happy Hypoxia, Termasuk Batuk Tapi Tidak Sesak

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji
Editor: Reza Dwi Wijayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

"Kalau dilihat dari patogenesis-nya, dyspnea atau gejala sesak napas baru mulai tampak setelah jaringan paru mulai mengalami penurunan dan bahkan sudah terjadi konsolidasi berat, jadi jika gambaran parunya rusak berat maka gejala sesaknya baru muncul," katanya.

Dia mengatakan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo makin intensif mengamati adanya kondisi pasien yang tampak baik padahal saturasinya sudah sangat menurun itu pada Juli 2020.

Kepala Desa Bacok Warganya Sendiri sampai Kritis, Diduga Kesal karena Kerap Ditanya soal BLT

"Pada bulan Juli 2020 kami mulai mengalami peningkatan kasus rujukan dengan pneumonia sedang sampai berat, pada saat itu juga ada pasien yang saat tiba di rumah sakit kelihatannya tidak terlalu sesak tapi tidak lama kemudian makin memberat dan memerlukan ventilator. Setelah dilakukan analisis gas darah arteri ternyata pasien sedang mengalami hypoxia," katanya.

Berbekal pengalaman demi pengalaman itu, dia dan tim makin mengintensifkan pengecekan saturasi oksigen pada pasien secara berkala untuk mengantisipasi kondisi pasien yang memburuk tiba-tiba.

"Meskipun pasien tidak mengalami gejala hypoxia namun pengecekan saturasi oksigen pasien Covid-19 kami lakukan tiap sebentar-sebentar dan secara terus menerus," katanya.

Jika pengecekan tersebut menunjukkan pasien sedang mengalami hypoxia, maka pihaknya akan bertindak berdasarkan hasil analisis gas darah arteri pasien.

"Dari hasil analisis gas darah arteri dapat terlihat apakah pasien tersebut masih dapat dikoreksi dengan pemberian terapi oksigen dengan masker oksigen, atau memang sudah perlu ventilator, ada hitungannya. Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo sendiri tidak perlu menunggu lama karena ada alatnya jadi segera dipasang jika memang perlu ventilator," katanya.

• Cara Mudah Membuat Daftar Pustaka Otomatis di Microsoft Word, Simak Langkahnya Berikut Ini

Kendati demikian, kata dia, pihaknya akan tetap mempertimbangkan terlebih dahulu.

Apabila memang masih memungkinkan dibantu dengan masker oksigen maka pasien akan dipasang masker oksigen saja.

Dia lantas menambahkan, pasien Covid-19 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang mengalami happy hypoxia sebagian besar bisa ditangani dengan baik, tapi ada juga yang meninggal dunia.

"Bila kondisi pasien berlanjut karena infeksi makin parah, merusak paru dan terlanjur terjadi kerusakan luas pada jaringan paru maka pasien bisa tidak tertolong," katanya.

Karena itu pihaknya berharap dengan melakukan analisis gas darah arteri dan pengecekan saturasi secara berkala walau kondisi pasien terlihat baik-baik saja, maka akan dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk.

"Apabila pemeriksaan dan hasil AGD menunjukkan hypoxia maka kami segera melakukan koreksi oksigenasi, memberikan tatalaksana secepat mungkin agar selamat dan tidak menunggu sampai pasien sesak," katanya.

Penyakit Penyerta

Dokter Moniq juga menyebutkan, ada tiga orang pasien Covid-19 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami happy hypoxia.

Ketiga pasien tersebut, tambah dia, juga memiliki penyakit komorbid atau penyakit penyerta seperti gangguan jantung, hipertensi serta obesitas atau kegemukan.

Menurut dia, penyakit komorbid pada pasien dapat mempengaruhi imunitas dan imunitas yang menurun menyebabkan fungsi sel-sel imun juga menurun.

"Dengan demikian menjadi tidak maksimal dalam melawan infeksi yang terjadi," katanya.

(*)

Berita Terkini