TRIBUNSOLO.COM - Virus Covid-19 disebabkan oleh infeksi virus corona masih memiliki berbagai aspek yang belum diketahui.
Termasuk salah satu gejala baru yang disebut happy hypoxia.
• Syarat dan Cara Mengurus Surat Numpang Nikah, Penting Punya Sebelum Mendaftar ke KUA
Dikutip dari Kompas.com, Hipoksia merupakan kondisi yang perlu diwaspadai karena jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan.
Nomalnya, oksigen yang diperoleh melalui kegiatan bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung.
Jantung selanjutnya akan memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah.
Hipoksia terjadi saat oksigen tidak sampai ke sel dan jaringan.
Akibatnya kadar oksigen di jaringan akan turun yang diikuti dengan kemunculan keluhan dan gejala.
Dilansir dari tayangan Youtube Kompas TV, Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan menjelaskan terdapat 3 tanda yang mengarah pada orang yang mengalami Happy Hipoksia.
"Bagi Anda pasien Covid-19 yang bergejala kemudian mengalami batuk yang bertembah dan terus menerus namun tidak sesak, disarankan untuk segera menghubungi dokter" ujarnya, (11/9/2020).
Dokter Erlina menegaskan kondisi Hipoksia tidak ada sesak napas.
Tak hanya batuk, tanda kedua adalah jika pasien merasa tubuhnya semakin lemas.
"Kemudian ada juga tanda kebiruan di bibir dan tangan, tapi kalau sudah ada tanda ini sebetulnya sudah agak terlambat juga" tuturnya.
•Kepala Desa Bacok Warganya Sendiri sampai Kritis, Diduga Kesal karena Kerap Ditanya soal BLT
Kasus happy hypoxemia syndrome atau happy hypoxia di Kabupaten Banyumas.
Tim penyakit infeksi emerging (PIE) RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belakangan ini mendapati beberapa pasien COVID-19 mengalami happy hypoxemia syndrome atau happy hypoxia.
Yakni, kondisi seseorang dengan kadar oksigen rendah dalam tubuh.
Salah satu dokter spesialis paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Wisuda Moniqa Silviyana, menuturkan beberapa pasien COVID-19 yang mengalami happy hypoxia terlihat biasa-biasa saja.