Seperti diketahui, Para Wijayanto ditangkap Densus 88 Antiteror pada 29 Juni 2019 di Bekasi, Jawa Barat.
"Nama itu sudah muncul untuk menggantikan Para. Amir itu bisa diganti karena meninggal atau halangan syar'i termasuk ditangkap," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (25/11/2020).
Bila ingin dirunut, menurut pengeloa Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), penangkapan S juga berkaitan dengan penemuan bunker senjata di kawasan Kabupaten Klaten sekira medio 2014 silam.
"Kalau lebih spesifik lagi, tren orang-orang yang pernah dikirim ke Suriah," katanya.
Medio 2018 menjadi periode dimana mereka yang pergi ke Suriah sebagai kader-kader JI dicokok Densus 88 Antiteror.
Untuk diketahui, JI bertanggungjawab dalam aksi bom Bali 2002 dan bom kembar Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton 2009.
Penangkapan S, sambung Tayyip, bisa dikatakan sebagai langkah untuk memotong suksesi di tubuh JI.
"Ini juga pengembangan kasus sebelumnya. Kira-kira jangan sampai kemudian melakukan konsolidasi lagi," ucapnya.
Pengakuan Tetangga
Tetangga mengaku terkejut dengan kabar S ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Warga bernama, Rusito tak menyangka, jika S diamankan Densus 88 Antiteror Polri.
"Saya malah baru dengar ini, jujur saya kaget," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (25/11/2020).
Di mata warga Kelurahan/Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, S dikenal aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
"Orangnya tidak ada masalah," aku dia.
Baca juga: Terduga Teroris Asal Nguter Sukoharjo Dicokok di Ceper Klaten, Polda Jateng : Silahkan ke Densus 88
Baca juga: BREAKING NEWS : Densus 88 Antiteror Tangkap Terduga Teroris Asal Nguter Sukoharjo di Ceper Klaten
"Kesehariannya biasa dan srawung dengan para tetangga, termasuk ikut kerja bakti dan among tamu juga," imbuhnya.
Dikatakan, S sendiri aktif dalam kegiatan keagamaan seperti mengisi ceramah.
"Kalau di sini jarang mengisi pengajian, seringnya diluar kampung, di Pojok, di Pengkol, tapi kalau ramadhan sering di sini," ungkap dia.