Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Hujan deras yang mengguyur hampir seluruh daerah di wilayah Eks Karesidenan Solo, membuat sejumlah bencana terjadi.
Di Kabupaten Klaten, hujan deras disertai angin ribut di beberapa daerah, Minggu (13/12/2020).
Baca juga: Hujan Guyur Solo Seharian, 2 Desa di Polokarto Sukoharjo Terendam Banjir Setinggi Perut Orang Dewasa
Setidaknya 4 desa di 3 kecamatan Kabupaten Klaten diterjang angin ribut dan longsor.
Berdasarkan data yang dihimpun TribunSolo.com, ada 4 desa yang terjadi bencana alam tersebut, yaitu Desa Balak, dan Desa Japanan di Kecamatan Cawas, Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, serta Desa Sekarang di Kecamatan Wonosari.
Desa Balak dan Japanan sendiri terjadi angin ribut yang mengakibatkan sejumlah 42 rumah tinggal rusak ringan dan satu gudang rosok alami rusak sedang.
Dalam kejadian tersebut, berutung tidak ada korban jiwa baik luka ringan, hingga meninggal dunia.
Selanjutnya di Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, terdapat pohon sengon berdiameter 30 centimeter roboh.
Selain itu akibat kejadian tersebut membuat akses jalan Ngaran-Cawas menjadi tertutup sementara.
Beruntung, tidak ada korban jiwa.
Bencana ini sudah ditangani Polsek Trucuk bersama relawan.
Kemudian di Desa Sekaran, tepatnya di RT 02, RW 02, Dukuh Jerukan, Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten terjadi longsor.
Longsor yang terjadi di tebing dengan tinggi kurang lebih 3 meter menyebabkan akses jalan terganggu dan rumah milik Herman terancam roboh jika terjadi longsor lagi.
Debit Air Bengawan Solo Naik
Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo terus naik pasca hujan deras yang mengguyur wilayah Solo Raya sejak sekira pukul 14.30 WIB.
Hingga pukul 21.28 WIB, tinggi muka air tercatat 8,1 meter di pintu air Jurug, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Baca juga: Hujan Guyur Solo Seharian, 2 Desa di Polokarto Sukoharjo Terendam Banjir Setinggi Perut Orang Dewasa
Baca juga: BREAKING NEWS : Diguyur Hujan Deras, Ngargoyoso & Matesih Dilanda Banjir Tanah Longsor
"Saat ini status siaga kuning," kata Kepala BPBD Kota Solo, Indradi kepada TribunSolo.com, Minggu (13/12/2020).
Personel BPBD Kota Solo saat ini disiagakan di lokasi pintu air jurug untuk memantau kondisi tinggi muka air Bengawan Solo.
Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah relawan juga telah bersiaga di pos pantau Jurug.
Sementara itu, Penjaga Pos Jurug, Joko Widodo mengatakan naiknya tinggi muka air Bengawan Solo memang disebabkan curah hujan tinggi yang mengguyur Solo Raya.
"Itu karena hujan merata di solo raya dengan curah hujan tinggi," ucap Joko.
Joko memprediksi status siaga Bengawan Solo masih bisa naik ke siaga merah.
Itu lantaran Sungai Dengkeng, Kabupateb Klaten saat ini masih berstatus siaga merah.
"Sungai Dengkeng Klaten sudah merah, kemungkinan besar malam ini Jurug merah," kata dia.
Polokarto Terendam
Sementara itu, Sungai Samin Sukoharjo meluap Minggu (13/12/2020).
Akibatnya, beberapa desa di Kecamatan Polokarto terendam banjir.
Baca juga: Banjir di Matesih Karanganyar Disebabkan Saluran Irigasi Tersumbat, Camat: Besok Kita Bersihkan
Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto menyebut setidaknya ada 2 desa yang terdampak parah akibat luapan banjir tersebut.
Bahkan, beberapa warga di Desa Ngombakan terpaksa harus mengungsi lantaran banjir menggenang setinggi perut orang dewasa.
"Yang Ngombakan 7 KK dengan 25 jiwa mengungsi di rumah tetangga yang lebih tinggi," katanya.
"Di Desa Mranggen ada air masuk ke 5 rumah dengan ketinggian 50cm," tambahnya.
Selain itu, 3 desa lain di Polokarto juga kena imbas akibat luapan sungai tersebut.
"Kalau di desa bakalan, rejosari, kemasan masih menggenangi jalan," paparnya.
Tak hanya itu, di Kecamatan Grogol, kata Sri ada perumahan yang ikut terendam banjir akibat luapan anak sungai Samin.
"Di Perumahan permata permai Desa Pandean Grogol masuk ke rumah 70 cm, ada 46 rumah yang terdampak," pungkasnya.
Sri menyebut, peristiwa banjir yang terjadi di beberapa titik di Sukoharjo itu lantaran hujan deras yang mengguyur sejak pukul 14.30 WIB.
"Ini akibat dari durasi hujan yang lama, sehingga anakan sungai dari kali samin siaga kuning sedalam sekitar 6 meter," aku dia.
"Saat ini di Mastesih hujan berhenti, semoga semakin surut," harapnya.
Matesih Juga Banjir
Terpisah, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Karanganyar membuat sejumlah titik di Bumi Intanpari itu dilanda banjir dan tanah longsor, Minggu (13/12/2020).
Kecamatan Matesih dan Ngargoyoso menjadi kawasan yang dilanda bencana alam tersebut.
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di kedua kecamaran tersebut terekam dalam video yang tersebar di media sosial.
Dalam video yang beredar, banjir yang melanda Kecamatan Matesih sampai ke rumah warga dan arusnya cukup deras.
Sementara, tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Ngargoyoso sampai menimpa dan merusak rumah warga.
Baca juga: Diguyur Hujan Selama 2 Jam, Jalan Wimboharsono Kartasura Banjir Lagi, Air Sampai Masuk ke Ruko
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Transmigrasi Warga Karanganyar Tahun 2020 Tujuan Gorontalo dan Kalteng Batal
Baca juga: Hujan Deras Landa Karanganyar, Rumah Warga di Kebakkramat Banjir Gara-gara Saluran Irigasi Tersumbat
Baca juga: Kasus Covid-19 masih Tinggi, Rencana Pemkab Karanganyar Buka Kelas Tatap Muka Tuai Kritik Dari DPRD
Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto membenarkan bencana banjir dan tanah longsor tidak terjadi di satu titik saja.
"Ada beberapa titik. Ini baru kami data dan cek," kata Sundoro kepada TribunSolo.com, Minggu (13/12/2020).
Sundoro tidak menampik terjadinya bencana banjir dan tanah longsor lantaran guyuran hujan deras.
"Itu karena hujan deras sejak sore hari pukul 15.00 WIB," ucapnya.
Sejumlah personel BPBD Karanganyar, sambung Sundoro, sudah diterjunkan ke lokasi.
"Teman-teman sudah berangkat untuk melakukan pengecekan," tuturnya. (*)