Tetapi tetap dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Kami ada 10 kegiatan yang dilakukan, menyesuaikan situasi pandemi dan situasi daerah," ujar Yudi, sapaannya.
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan VCT mobile ke berbagai tempat yang rawan penularan serta beresiko tinggi
KPA Sragen pun memberi pendampingan kepada ODHA dengan cara mengunjungi rumahnya (home visit).
"Kegiatan home visit bertujuan untuk menguatkan psikologi mereka namun tetap mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak," paparnya.
Baca juga: Penyintas HIV/AIDS Sragen Capai 1.380 Kasus, Didominasi Ibu Rumah Tangga & Wiraswasta
Baca juga: Bayi Dugong yang Terdampar di Pantai Tongaci, Penuh Luka, Kini Dirawat dan Diberi Minum Susu
Jumlah Total di Sragen
Penyintas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Sragen didominasi berprofesi wiraswasta dan ibu rumah tangga.
Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen, Haryoto mengatakan ibu rumah tangga yang punya AIDS biasanya tertular dari suaminya.
"Biasanya tertular dari pasangannya yang tidak lain adalah suaminya sendiri," ujar dia, Selasa (1/12/2020).
Tetapi tidak menutup kemungkinan jika si istri yang memiliki penyakit menular seksual (PMS).
Oleh karena itu, KPA mengimbau kepada masyarakat agar tidak gonta-ganti pasangan.
Baca juga: Cegah Penularan ke Buah Hati, Ibu Hamil Terpapar HIV/AIDS Wajib Jalani Terapi Khusus
Baca juga: Kasus HIV/Aids Versi Yayasan Sabahat Naik dan Kini Ada 650 Kasus di Sukoharjo, Ini Sebarannya
"Sebaiknya setia pada satu pasangan saja," katanya.
Dijelaskannya, jumlah penyintas ODHA di Bumi Sukowati ada 1.380 kasus.
Dari 1.380 kasus tersebut, 230 orang diantaranya telah meninggal dunia.
Sementara yang masih rutin berobat ada 900 orang.