Viral Bupati vs Pedagang di Sukoharjo

Ini Sosok Emak-emak Gendong Anak yang Adu Mulut dengan Bupati Sukoharjo Wardoyo, Curhat : Rugi Terus

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok ibu yang menggendong anak, Ika Puri saat adu mulut dengan Bupati Wardoyo di Marki Food Center di kawasan kuliner Utara Degan Plus, Jalan Dompilan I, Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (14/1/2021).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Video adu mulut antara Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya dengan pedagang di Marki Food Center Sukoharjo viral di media sosial.

Dalam video itu, ada wanita menggendong anak meminta agar SE Bupati Sukoharjo Nomor 400/061 tentang PPKM/PSBB terkait pembatasan jam operasional direvisi seperti Solo dan Wonogiri.

Emak-emak itu bernama Ika Puri, yang merupakan penjual sate kambing bersama suaminya di Marki Food Center.

Seorang ibu gendong anak merengek saat didatangi Bupati Wardoyo di Marki Food Center di kawasan kuliner Utara Degan Plus,  Jalan Dompilan I, Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (13/1/2021). (TribunSolo.com/Istimewa)

Baca juga: Viral Cerita Pria Berambut Panjang jadi Korban Begal Payudara, Ternyata Begini Kejadian Sebenarnya

Baca juga: Viral Adu Mulut Bupati Sukoharjo vs Pedagang, Ibu Gendong Anak Merengek, Demi Makan Sembelih Kambing

Yakni yang berada di kawasan kuliner di Utara Degan Plus,  Jalan Dompilan I, Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Ika menuturkan, selama PSBB di Kabupaten Sukoharjo ini terapkan, dirinya selalu merugi karena warungnya baru ramai selepas magrib.

"Saya sudah menyembelih satu ekor kambing, dan selama tiga hari ini belum habis," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (14/1/2021).

"Kalau yang daging bisa dimasukan freezer, tapi kalau yang gulai kan sudah kecampur santan, jadi cuma bertahan satu hari," ucapnya.

"Padahal biasanya satu ekor kambing itu bisa habis satu hari," imbuhnya membeberkan.

Sebelum diterapkannya PSBB, dia bisa mendapatkan pendapatan kotor Rp 800 ribu - 1 juta rupiah per hari.

Namun selama PSBB dia hanya mendapatkan pendapatan sekitar Rp 250 ribu.

Ika menuturkan bila pendapatan itu belum cukup untuk menutup modalnya, ditambah dia punya anak yang harus diberi nafkah hingga mengandung.

Sementara itu, dalam aturan pembatasan jam operasional yang diterapkan, pedagang tak mendapatkan kompensasi apapun.

Baca juga: Ada Pedagang Protes saat Ditertibkan Selama PSBB, Satpol PP Sukoharjo Kaji Pemberian Sanksi

Baca juga: Puluhan Orang Terjaring Operasi Yustisi saat PSBB di Sukoharjo, Diperingatkan & Didenda Rp 50 Ribu

"Kita sudah didatangi Satpol PP berkali-kali, sampai suami semalam itu banting pisau sambil teriak 'aku luwe' (saya lapar)," ucapnya.

Lebih lanjut dia menerangkan, tidak ada niat apa-apa terkait peristiwa pada Rabu (13/1/2021) yang hingga kini viral di mana-mana.

Halaman
1234

Berita Terkini