Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Penyebab pasti apa penyebab ratusan siswa di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih belum diketahui.
Dimana, penyebabnya bisa diketahui, setelah hasil uji laboratorium sampel makanan selesai.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini menyampaikan uji laboratorium tersebut baru akan keluar dalam kurun waktu 7-14 hari.
"Hasilnya sekitar 7-14 hari, dilakukan uji penanaman bakteri, nanti diketahui apa yang terkandung dalam makanan itu," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (13/8/2025).
"Dari Provinsi juga sudah ke lokasi, kami besok juga ke Gemolong lagi," tambahnya.
Diketahui, sampel makanan yang diambil merupakan sampel yang disimpan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selama 2x24 jam.
"Setiap SPPG menyimpan sampel makanan itu, ada kasus seperti ini, kami kirim ke Laboratorium Kesehatan Semarang," jelasnya.
Sampel makanan yang dikirim ke laboratorium yakni nasi kuning, telur suwir, tempe kering, apel, timun, selada, hingga susu kemasan.
Berdasarkan data terbaru, disebutkan bahwa jumlah korban diduga keracunan MBG di Kecamatan Gemolong menjadi 365 orang.
Jumlah tersebut bertambah, lantaran para siswa yang mengalami gejala keracunan baru melapor.
Selain itu, terdapat 6 siswa yang menjalani perawatan di RSUD Gemolong.
Dari keenam siswa tersebut, 4 siswa diantaranya sudah diperbolehkan pulang pada hari ini.
Program Makan Bergizi Gratis di Sragen Dimulai 17 Februari 2025
Pemerintah Kabupaten Sragen resmi memulai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 17 Februari 2025, setelah sebelumnya melalui tahap uji coba pada Januari 2025.