"Kami masih beraktivitas seperti biasa, sejauh ini aman, belum ada pergerakan melakukan evakuasi," katanya kepada TribunSolo.com.
Sukiman menjelaskan, dalam pengamatan secara visual, aktivitas Merapi yang meluncurkan lava pijar guguran dan awan panas guguran tidak terlihat dari Desa Sidorejo.
Hal ini posisi guguran tersebut jatuh ke arah barat daya, yang membuat tidak terlihat dari desanya.
"Secara visual terlihat dari sini," ujarnya.
Lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi pada anjuran BPTGKG.
Selain itu, ia juga meminta untuk selalu memakai masker dan kacamata.
"Hal ini untuk mencegah hujan abu vulkanik tidak masuk kedalam tubuh, terutama ke pernafasan," ucapnya.
Kemudian, Sukiman juga menghimbau untuk mengambil sumber air dari tadah hujan untuk di belokan.
"Bagi yang mengambil air dengan tadah hujan, sebaiknya talang untuk dibelokan, agar abu tidak masuk dan bercampur dengan air di dalam tadah hujan itu," imbaunya.
Ganjar Minta Tetap di Pengungsian
Gubenur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengunjungi pengungsi di lereng Gunung Merapi, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Selasa (19/1/2021).
Kunjungan Ganjar di tengah meningkatnya aktivitas Merapi berhari-hari ini karena ratusan kali memuntahkan lava pijar.
Ganjar Pranowo meminta dengan tegas pengungsi jangan mau berspekulasi dengan aktivitas Merapi, apalagi pulang ke rumah yang rawan kena erupsi.
"Jangan dulu, ikuti dulu semua, kalau diminta ngungsi, ngungsi, karena kondisinya seperti ini, kita jangan berspekulasi," pinta Ganjar di pengungsian Desa Balerante.
Baca juga: Dampak Hujan Abu Gunung Merapi : Tanaman di Desa Tegalmulyo Klaten Tertutup Abu, Petani Merugi
Baca juga: Kondisi Desa Balerante Klaten Saat Merapi Hembuskan Awan Panas : Banyak Warga yang Masih Tidur
Ganjar yang didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani mengakui masyarakat di sekitar Merapi sudah paham dengan kondisi lingkungannya.