Update Gunung Merapi

Hampir 3 Bulan Tinggal di Pengungsian, Warga Desa Tlogolele Kadang Jenuh, Nonbar Wayang Jadi Obatnya

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga tengah menjemur pakaian di kawasan tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (28/1/2021).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kejenuhan sesekali menghinggapi para pengungsi di Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Terlebih, mereka sudah mendiami TPPS selama hampir 3 bulan.

Itu terhitung sejak penetapan status Siaga III Gunung Merapi pada 5 November 2020.

Sekretaris Desa Tlogolele, Nigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan TPPS saat dihuni 241 jiwa pengungsi.

Baca juga: Jenazah Tiba Ditandu Prajurit Kopassus, Wismoyo Arismunandar Dikenal Sebagai Jenderal Kharismatik

Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Warga Dua Dukuh di Desa Tlogolele Dengar Suara Gemuruh, Tidak Ada Hujan Abu

Mereka didominasi kelompok rentan, diantaranya lansia, ibu hamil, anak-anak, balita, dan difabel.

"Kalau mereka jenuh, pasti," kata Neigen kepada TribunSolo.com, Kamis (28/1/2021).

Guna menghilangkan kejenuhan pengungsi, sejumlah kegiatan sudah dipersiapkan perangkat Desa Tlogolele.

Setiap pagi, ibu-ibu diajak memasak sarapan untuk para pengungsi.

"Bersih-bersih wilayah sekitar tempat pengungsian," ucap Neigen.

Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah ibu tengah merebus air dengan panci.

Air itu akan digunakan untuk membuat minuman hangat atau sekedar keperluan mandi anak-anak dan balita.

Beberapa ibu tengah menjemur pakaian hasil cucian mereka.

"Kalau malam, para pengungsi diajak nonton bersama ketoprak dan wayang," tutur Neigen. 

Tak Diguyur Hujan Abu

Halaman
1234

Berita Terkini