Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - FX Hadi Rudyatmo meyakini Gibran Rakabuming Raka yang dilantik sebagai Wali Kota Solo hari ini akan bekerja lebih baik daripada dirinya.
Keyakinan tersebut lantaran putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut berusia lebih muda dibanding dirinya.
Baca juga: Cerita Emak-emak Relawan Gibran Datang Acara Pelantikan Wali Kota Solo, Senang Meski Tak Boleh Masuk
Baca juga: Pilihan Busana Selvi Ananda di Pelantikan Gibran Curi Perhatian : Pakai Kebaya Jawa, Merah Menyala!
"Wali Kota lebih muda, lebih energik, lebih gesit, lebih baik daripada saya dan Pak Purnomo," kata Rudy, Jumat (26/2/2021).
Rudy mengatakan masih ada sejumlah tugas yang belum bisa ia selesaikan selama menjadi Wali Kota Solo.
Termasuk berkaitan dengan penyelesaian penahanan ijazah yang menimpa kaum kecil, lemah, miskin, dan tersingkir (KLMT) lantaran mereka tidak bisa membayar.
"Yang paling belum selesai terkait KLMT, masih ada ijazah yang ditahan di sekolah. Itu masih banyak," ucap Rudy.
Mereka bahkan ada yang menunggak bayar selama tiga tahun hingga nominalnya mencapai lebih dari Rp 5 juta.
"Banyak ada yang Rp 7 juta. Ada yang nunggak selama 3 tahun tidak bayar," ujar dia.
"Dengan kemampuan saya, dengan lobi-lobi yang dilakukan ada yang mendapat keringanan," tambahnya.
Selama ini, ungkap Rudy, itu penyelesaian dilakukannya menggunakan uangnya sendiri.
"Bayar pakai uang saya sendiri sesuai dengan kemampuan saya. Sudah ada sekitar 10 ribu lebih ijazah," ungkap dia.
FX Rudy Pakai Baju Merah Menyala di Acara Pelantikan Wali Kota Solo, Ternyata Buat Beri Pesan Gibran
FX Hadi Rudyatmo menghadiri pelantikan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa.
Mantan Wali Kota Solo tersebut tiba dengan ditemani istrinya, Elisabeth Endang Prasetyaningsih.
Mereka tiba pukul 07.47 WIB menggunakan mobil Toyota Innova hitam bernopol AD 8989 XA.
Baca juga: Anak Presiden Jokowi Dilantik Jadi Wali Kota Solo Hari Ini, Penjagaan di DPRD Kota Berlangsung Ketat
Baca juga: Teguh Prakosa Gandeng Mesra Istri Datang ke DPRD Solo, Kenakan Pakaian Dinas Upacara Warna Putih
Mobil tersebut disopiri sendiri Ketua DPC PDI Perjuangan tersebut.
Rudy dan Endang kompak mengenakan pakaian berwarna senada merah.
Rudy tampak mengenakan jas warna merah yang dipadukan dengan kemeja dan dasi warna senada.
Sementara Endang mengenakan kebaya merah dengan rambut yang disanggul rapi.
"Ini sebagai semangat baru. Warna merah ini berarti kita sehat. Selama darah kita merah, kita sehat," kata Rudy, Jumat (26/2/2021).
Selain itu, pakaian merah yang dikenakannya menyimbolkan semangat baru yang dibawa Gibran - Teguh bila kelak memimpin Kota Solo.
"Mas Gibran dan Pak Teguh memiliki semangat untuk membangun Kota Solo menjadi lebih baik," ucap Rudy.
Kisah Kaki FX Rudy Jadi Ganjel Kursi Megawati Berjam-jam, Awal Mula Rudy Jadi Kader Kesayangan Mega?
Nama FX Hadi Rudyatmo mungkin belum banyak dikenal luas banyak orang di luar Kota Solo.
Tapi di antara kader PDIP, nama pria yang identik dengan brengos tebalnya ini sangat disegani.
Baca juga: Satu Pertanyaan yang Buat Eks Wali Kota Solo FX Rudy Menangis, Benarkah Pernah Lakukan ini Pada Mega
Ya, kader PDIP tulen tentu tahu, kalau FX Rudy, panggilannya, merupakan salah satu kader PDIP kesayangan pucuk pimpinan PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Lalu, bagaimana kisah Rudy sampai ia menjadi kader kesayangan Mega.
Konon, ada satu peristiwa yang membuat nama Rudy tak bisa dilupakan oleh Mega.
Dalam acara Ngobrol Sore Tribun Solo yang berlangsung Senin (22/2/2021), FX Rudy mengisahkan, cerita yang banyak beredar dari mulut ke mulut itu memang benar adanya.
Ia tak kuasa menahan perasaan emosional dan haru, ketika menceritakannya.
Dalam satu kesempatan, saat FX Rudy masih sebagai kader partai dan belum menjadi pejabat negara, Mega datang ke sebuah acara di Solo.
FX Rudy kemudian melihat, kursi yang diduduki oleh Mega, dalam kondisi tidak layak.
Kursi itu digambarkan ringkih, tidak seimbang, sehingga bisa saja membuat Mega terjatuh.
Tak diduga oleh semua orang, FX Rudy lalu mendatangi Mega.
Ia kemudian membiarkan kakinya, menjadi pengganjal kursi Mega.
Kaki FX Rudy itu akhirnya diletakkan di bawah kaki kursi Mega, sehingga kursi Mega itu bisa seimbang.
Sepanjang acara, Rudy mengorbankan kakinya, agar Mega tak jatuh.
FX Rudy pun membenarkah kisah itu benar adanya.
"Betul. Tapi kalau kapan tahunnya, saya lupa ya," ujar Rudy.
"Jadi, saya itu kalau Ibu (Mega) itu melakukan kegiatan apapun, saya kan harus melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai Ibu... mohon maaf...," kata Rudy, tiba-tiba memberhentikan kalimatnya.
Rudy terdiam beberapa detik.
"Sik (tunggu, Red)... sebentar," lanjut Rudy.
Matanya memerah dan mulai terlihat berkaca-kaca.
"Jangan sampai Ibu saya ini jatuh gitu lho, ibu saya" lanjut Rudy.
"Sehingga saya ganjel pakai kaki ini cukup lama juga,"
"Jangan sampai Ibu saya ini terjatuh. Karena Kalau terjatuh itu filosofi nggak baik. makanya, kaki saya saya korbankan untuk beliau," ujar Rudy sambil terus menahan air matanya jatuh.
Apakah itu pengalaman yang emosional bagi Pak Rudy? tanya TribunSolo.com.
"Kalau emosional tidak ya," ujar Rudy, kali ini sambil menyeka air mata.
"Saya sebagai kader partai hanya bertugas menjaga aset partai. Mbak Mega saya anggap sebagai pemimpin dan aset partai. Saya punya kewajiban di situ,"
"Dan Mbak Mega tidak boleh disakiti siapapun. Kalau ada yang menyakiti, saya orang pertama yang di depan," kata Rudy, sambil menyeka air mata.
Kembali Jadi Tukang Las
Baru sehari tak menjabat Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengerjakan kesibukan yang tidak biasa.
Tidak di atas meja, tetapi justru melakukan hal unik sehingga beda 360 derajat dengan sosok mantan orang nomor satu di Kota Bengawan itu.
Ya, biasanya pakai jas, kemeja hingga sepatu kulit.
Tapi kini tampak beda saat ditemui TribunSolo.com, Rudy sapaan akrabnya kaus berkerah, celana kolor dan sandal jepit.
Lantas apa yang dilakukan pria yang masih jadi Ketua DPC PDIP Solo itu?
Baca juga: Jadi Tukang Las Setelah Pensiun Wali Kota Solo, FX Rudy Sebut Keluarga Mendukung
Baca juga: 5 Fakta Rudy-Purnomo Akhiri Jabatan Wali Kota & Wakil Wali Kota Solo : Tangisan hingga Terobos Hujan
Rudy ternyata tengah melakoni pekerjaan sebagai tukang las.
Dia tengah mengerjaan proyek di bengkel las yang sudah dirintis bersama rekannya.
Lokasi bengkel tersebut berdekatan dengan rumahnya di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
Saat itu Rudy mengelas tandon air pesanan orang sembari menggunakan kacamata khas las dan tampak lihai.
Pesanan tersebut nantinya akan digunakan untuk dipasang di pinggir sungai.
Bahkan dengan terang-terangan, Rudy menegaskan setelah purna tugas tidak perlu gengsi atau khawatir dengan pekerjaan lain.
"Gak usah gengsi, tidak turun derajat, tidak ada," aku dia kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
Menurut Rudy, hidup ini yang penting bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
"Yang penting urip kui urup (hidup itu menyala)," jelas Rudy.
Dia juga memiliki prinsip, jika dulu sebagai Wali Kota Solo adalah pelayan masyarakat.
Menurut di, bila ada pejabat seperti wali kota atau gubenur gengsi untuk bekerja di masyarakat berarti bukan pelayan masyarakat, tetapi bersifat penguasa.
"Karena saya pelayanan masyarakat," aku dia.
Bahkan dia menyatakan keluarganya tidak mempermasalahkan apapun pekerjaannya setelah 'pensiun' menjadi Wali Kota Solo.
Rudy mengatakan, sampai saat ini tidak ada protes dari keluarga terkait pekerjaannya.
Entah apakah jadi tukang las, tukang kayu dan lain sebagainya.
"Keluarga mendukung, tidak ada yang larang, yang penting halal," tuturnya.
Baca juga: Turun dari Bus Pemkot, Rudy Basah Kuyup Terjang Hujan, Jalan Kaki ke Rumahnya di Pucangsawit Solo
Baca juga: Sah! Ini Surat Resmi Ahyani Plh Wali Kota Solo, Gegara Gibran Anak Jokowi Batal Dilantik 17 Februari
Di sisi lain, Rudy merasa masih memiliki utang kepada masyarakat.
Utang tersebut adalah mengambil ijazah untuk masyarakat tidak mampu.
"Masih utang tentang masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas," terang dia.
Menurut dia, soal mengambil ijazah anak yang tidak mampu ini penting karena mereka anak tidak berdosa yang terkena dampak.
"SPP tanggung jawab orang tua, sehingga ijazah ditahan," papar dia.
Dia menekankan, bila ijazah ditahan anak tersebut tidak akan bisa melanjutkan kuliah atau untuk mendaftar kerja.
"Itu yang perlu ditekankan," ungkapnya.
Tangis Haru PNS
Sebelumnya, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wakil Kota Solo, Achmad Purnomo resmi pamitan dan tinggalkan tempat keduanya bekerja, Rabu (17/2/2021).
Dari pantauan TribunSolo.com, Rudy dan Purnomo mendatangi satu-persatu PNS yang setiap hari bersinggungan dengannnya di lingkungan Pemkot Solo.
Keduanya berjalan menyambangi PNS yang berjejer sekira pukul 10.00 hingga pukul 11.30 WIB.
'Suwun nggih pamit (makasih ya pamit)," celetuk Rudy sembari melambaikan tangan bersama Purnomo yang disambut para PNS di halaman Balai Kota Solo.
Karena saking antusiasnya PNS, sampai-sampai mereka meminta foto bersama dan salaman meskipun diwanti-wanti Rudy.
Baca juga: Akhir Menjabat Wali Kota, FX Rudy Berharap Kisruh Keraton Solo Rampung : Biar Kuncoro, Ini Artinya
Baca juga: Menyentuh, Momen Terakhir FX Rudy Pimpin Upacara HUT ke-276 Kota Solo : Ini Bukan Perpisahan
"Matur nuwun...matur nuwun, wes dang tangane dicuci (makasih, makasih, udah segera cuci tangan)," pinta Rudy diiyakan para PNS sembari mengiyakannya.
Bahkan saat meninggalkan Bali Kota Solo sembari melangkah kaki ke Bus Pemkot yang akan mengantarkannya, Rudy tampak berkaca-kaca.
Banyak di antaranya mereka yang mengantarkan Rudy meninggalkan Pemkot, meneteskan air mata.
Tangis pun pecah dari mereka akan sosok yang selama belasan tahun memimpin Kota Bengawan itu.
"Sampai jumpa lagi Pak Rudy, kami bakal rindu," kata PNS terdengar saat berjejer di halaman Balai Kota.
Adapun Rudy diantar ke kediamannya di Kampung Badran RT 002 RW 009, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
Sementara Purnomo diantar ke rumahnya di Jalan Bhayangkara Nomor 23 , Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan.
Mereka menggunakan bus warna hitam berlogo 'Pemerintah Kota Surakarta' berpelat nomor AD-9515-AD dan duduk di belakang sopir.
Saat detik-detik bus keluar dari halama Balai Kota Solo, Rudy sempatkan diri melambaikan tangan membuka jendela sebagai tanda perpisahan kepada PNS dan warga yang melihat.
Adapun ada banyak PNS yang mengantarkannya ke rumah, di antaranya mobil dinas pribadi sejumlah unit di bagian depan.
Kemudian di belakang bus yang dinaiki Rudy, ada sejumlah Batik Solo Trans (BST) warga merah sejumlah unit.
Baca juga: Menyentuh, Momen Terakhir FX Rudy Pimpin Upacara HUT ke-276 Kota Solo : Ini Bukan Perpisahan
Baca juga: Potret FX Rudy Copoti Lukisan Bung Karno hingga Megawati, Jelang Pensiun Jadi Wali Kota Solo (*)