Kisah Pilu di Balik Guru Ditembak KKB di Papua, Ternyata Belum Pernah Bertemu Anaknya Sejak Lahir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNSOLO.COM - Sebanyak dua guru di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua tewas ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Hal ini membuat duka mendalam dirasakan oleh keluarga korban,

Baca juga: Kisah Guru SMP Selamat dari Kebrutalan KKB Papua, 2 Jam Sembunyi di Semak-semak, Temannya Tewas

Kabar terbarunya pelaku penembakan dua guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua diduga kuat dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nau Waker alias 'Tidak Jadi Waker'.

Diketahui, Nau Waker masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena aksinya di wilayah hukum Polres Mimika, termasuk di area PT Freeport Indonesia

Hal ini dikatakan Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, saat memantau langsung proses evakuasi jenazah Oktovianus Rayo (40) dan Yonatan Renden (28), Sabtu (10/4/2021).

"Dari hasil investigasi dan penyelidikan diduga kuat pelaku penembakan guru adalah KKB Kemabu di bawah komandan lapangan Nau Waker alias Tidak Jadi Waker, yang saat ini sedang berada di Beoga, Kabupaten Puncak," kata Era. 

Era membeberkan bahwa Nau Waker merupakan komandan lapangan KKB di bawah pimpinan Sabinus Waker.

Nau Waker masuk dalam DPO Polres Mimika karena pada tahun 2015 lalu, dia dan kelompoknya melakukan pembunuhan terhadap Suko Miartono, sopir mobil patroli security PT Freeport Indonesia.

Kelompok kriminal itu juga membunuh dua anggota Brimob asal Pelembang, yakni Bripda Muhammad Andrehadi dan Bripda Rian Hariansyah.

Kedua anggota Brimob itu merupakan anggota Satgas Amole yang mengamankan PT Freeport Indonesia.

Keduanya ikut dibunuh saat menumpangi mobil patroli security Freeport yang dikemudikan Suko Miartono.

Bahkan kelompok Nau Waker ini juga merampas dua senjata Styer (AUG) milik kedua anggota Brimob itu.

 

Baca juga: Nasib Praka MS, Oknum TNI yang Jual Amunisi ke KKB Papua : Panglima TNI Sudah Instruksikan Pecat

Baca juga: Sadis, Tukang Ojek Dikeroyok KKB, Sempat Terpincang-pincang Cari Pertolongan Sebelum Tewas

"Kami bekerja sama dengan Polres Puncak melakukan identifikasi dan penyelidikan. Harapan kami dapat menangkap pelaku tersebut," ujar Era.

Era menambahkan, selain Nau Waker, ada juga DPO Polres Mimika seperti Kelabuma dan Amir Waker yang juga berada di Beoga.

"KKB ini pernah beraksi di Distrik Tembagapura," ujar Era. 

Sebelumnya, guru Oktovianus Rayo meninggal setelah ditembak KKB pada Rabu (8/4/2021) saat sedang menjaga kios. 

Keesokan harinya, Jumat (9/4/2021) KKB menembak guru Yonatan Renden saat hendak mengambil terpal di rumah Kepala SMP N 1 Beoga, Junaidi Arung Sulele untuk menutup peti jenazah Oktovianus.

Jenazah Oktovianus dan Yonatan, pada Sabtu (10/4/2021) telah dievakuasi dari Beoga ke Timika. 

Belum Pernah Bertemu Anaknya Sejak Lahir

Jenazah Yonathan Randen dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Istri Yonathan tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat peti jenazah sang suami.

Ia bahkan terlihat ambruk sehingga harus dipapah oleh kerabatnya.

Diketahui Yonathan meninggalkan seorang anak berumur 2 tahun 6 bulan.

Mirisnya, Yonathan belum pernah menemuinya sejak sang anak lahir.

Yonathan diketahui selama ini bertugas sebagai guru honorer di SMPN 1 Beoga di Tongkonan Ra'be, Lembang Batulimbong, Kecamatan Bangke-Lekila.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KKB Penembak Guru di Beoga, Papua DPO Polres Mimika, Bunuh Sopir dan 2 Anggota Brimob"

Berita Terkini