Berita Solo Terbaru

Kasus Pernikahan Dini di Sukoharjo Tak Terbendung, Selama Pandemi Covid-19 : Naik 100 Persen Lebih

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pernikahan dini

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pernikahan usia dini di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir.

Angka tersebut meroket tajam selama pandemi Covid-19 terjadi pada tahun 2020.

Hak ini diungkap Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti.

Dia mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, pernikahan dini di Kabupaten Sukoharjo naik dua kali lipat.

Mereka yang melakukan pernikah di bawah usia 19 tahun.

"2019 ada 77 kasus, selama pandemi ini meningkat tajam menjadi 203 kasus," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Ditanya Apa Presiden Jokowi Akan Pulang Kampung ke Solo Lebaran Ini, Gibran : Bapak Enggak Mudik

Baca juga: Di Balik Listyanto Rahardjo Jadi Pelatih Kiper Bhayangkara U-20,Ternyata Sempat Ada yang Tak Percaya

Dari data yang dihimpun, kasus pernikahan dini di Kabupaten Sukoharjo tercatat naik sejak 2017.

Pada di tahun 2017 tercatat ada 43 kasus, di tahun 2018 ada 67 kasus, tahun 2019 ada 77 kasus, kemudian naik lagi 203 kasus pada tahun 2020.

Menurut Proboningsih, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi orang tua menikahkan anaknya di usia dini.

Di antaranya masalah ekonomi, pendidikan, adat istiadat dan kehamilan.

Selain itu, dalam kesehariannya anak-anak tinggal di rumah tanpa pengawasan orang tua yang memadai.

"Pola itu anak menjadi rentan terhadap paparan hal-hal negatif, semacam pergaulan bebas dan pornografi, ini jadi sebab pemantiknya," kata dia.

Salah satunya karena sekolah yang menerapkan metode pembelajaran secara online sehingga membuat anak-anak kurang terkontrol.

"Rata-rata kasus di lapangan itu pasti ekonomi, orang tua terlalu sibuk, terus terdorong dengan adanya pandemi ini banyak waktu belajar di rumah yang harusnya jadi pantauan," ujarnya.

Dia menambahka, DPPKBP3A Kabupaten Sukoharjo terus melakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan pernikahan anak usia dini kepada masyarakat.

"Kita lakukan edukasi secara sistematis dan berkelanjutan," aku dia.

Masih Jadi Jadi Masalah

Selvi Ananda berbicara tiga masalah mendasar yang wajib diketahui generasi muda sebelum mengarungi dunia pernikahan.

Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Solo itu menjelaskan, masalah itu yakni stunting, pernikahan dini hingga pendidikan pra nikah.

"Perlunya pembelajar tiga hal itu, pada generasi muda, bisa berencana sejak dini," kata dia saat menghadiri pemilihan Duta Generasi Berencana (Genre) 2021 di Pendapa Balai Kota Solo pada Sabtu (3/4/2021).

Dia bahkan secara terang-terangan meminta orang-orang di garis depan seperti Duta Genre untuk melakukan sosialisasi di wilayah itu.

Baca juga: Pesona Selvi Ananda, Meski Tampil Sederhana, Tampak Anggun saat Hadirii Penghargaan Duta Genre Solo

Baca juga: Jabat Ketua Forum Konsumsi Makan Ikan Jawa Timur, Arumi Bachsin Beberkan Kiat Tekan Angka Stunting

Mengingat masih rendahnya informasi tiga masalah itu di bidang Keluarga Berencana (KB).

"Pasti berkerjasama dengan tim pergerakan PKK Kota Solo, bersosialisi tiga hal itu di 54 kelurahan di Solo," harap dia.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang turut hadir menambahkan, pernikahan dini masih jadi hal sensitif dibicarakan bagi generasi muda.

Untuk itu hadiranya Duta Genre bisa menyetarakan informasi terutama pada generasi muda.

"Di Solo masalah pernikahan dini masih jadi PR sensitif, harus orang muda yang seumuran ngasih informasi itu," tuturnya. (*)

Berita Terkini