Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Penularan covid-19 di klaster masjid di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen terus bertambah.
Ketua RT setempat, Hidayat menyatakan kini total terdapat 13 warganya yang menjalani isolasi mandiri di Sragen Technopark.
Hal ini pasca swab test massal sehingga bertambah 6 orang terpapar covid-19 yang merupakan kerabat terdekat hingga tetangga imam dan takmir yang meninggal dunia.
"Semua dalam keadaan sehat, termassuk OTG," jelas dia kepada TribunSolo.com, Senin (05/04/2021)
Menurut bidan Desa Pelemgadung, Luluk menjelaskan pada 1 dan 2 Mei lalu, kembali dilakukan tes swab kepada 7 orang yang kontak erat dengan ustaz.
Baca juga: Muncul Klaster Tahlilan di Sragen, 2 RT Harus Lockdown, 44 Warga Positif Corona
Baca juga: Klaster Salat Tarawih di Sragen, Ustaz Meninggal Positif Covid-19, 13 Orang Ikut Terpapar
"Kemarin dilakukan swab mandiri. Hasilnya negatif semua" kata Luluk.
Dengan hasil tersebut, maka proses tracing dihentikan dan mulai fokus pada proses penyembuhan warga yang terpapar covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Hargiyanto mengingatkan kepada masyarakat, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat berada di masjid.
"Tetep prokes. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak antara jamaahnya. Jamaah diminta untuk membawa alas sholat sendiri" jelas dia.
Klaster Masjid
Kasus ustaz meninggal karena corona di salah satu masjid di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen menjadi sebuah klaster.
Sebab, diketahui saat ini total ada 13 orang dari hasil tracing yang terpapar corona.
Ketua RT setempat, Hidayat mengatakan, hasil tracing sampai tanggal 2 Mei 2021 kemarin ada total 13 orang positif lantaran kontak erat dengan ustaz tersebut.
Baca juga: Varian Baru Corona dari India dan Afrika Selatan Masuk Indonesia, Menkes: Penularan Relatif Tinggi
Baca juga: Soal Larangan Mudik 2021, Satgas Covid-19 Solo Sebut Jangan Sampai Corona Meledak Seperti di India
Hidayat menjelaskan, bermulanya klaster Salat Tarawih ini adalah saat ustaz R mulai batuk-batuk tiga hari menjelang bulan puasa tiba.
"Waktu memimpin salat tarawih hari pertama, ustaz R bacanya ada berhentinya. Seperti orang keselek. Seperti orang sesek," kata Hidayat, saat ditemui TribunSolo.com, Senin (03/05/2021).
Setelah sakit, Ustaz R tidak datang ke masjid, dan dirawat di rumahnya.
Selang beberapa hari, takmir masjid yang sangat dekat dengan Ustaz R juga diketahui sakit, dimana saat dirawat di rumah tidak membaik.
"Setelah 9 hari dirawat, Takmir masjid meninggal dunia. Setelah di tes, ternyata hasilnya positif," ujar Hidayat.
Baca juga: Mau Nekat Mudik ke Solo? Renungkan Kasus Corona Meroket,166 Orang Isolasi & 58 Orang Dilarikan ke RS
Hidayat menambahkan, penularan diduga terjadi melalui mic masjid, yang digunakan bergantian oleh kedua orang tersebut.
"Ada satu mic masjid yang digunakan bergantian. Jadi, kalau Ustaz datang pertama, dia yang adzan. Kalau takmir yang datang, dia yang azan. Ganti-gantian" jelas Hidayat.
Setelah tidak datang ke masjid, azan di masjid dilakukan oleh warga lain, yang setelah tracing juga positif covid-19.
"Kemungkinan besar, nularnya lewat mic itu," kata Hidayat.
Melihat kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto mengimbau kepada warga seluruh masjid, untuk mensterilkan mic yang digunakan.
"Karena digunakan bergantian, mic yang digunakan bisa dibersihkan rutin dengan disemprot disinfektan," himbau Hargiyanto.
Masjid Ditutup Sementara
Sebuah masjid di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen ditutup sementara atau di-lockdown.
Penutupan masjid tersebut dilakukan setelah ditemukan kasus meninggal pasien Covid-19 di desa tersebut.
Ketua RT setempat, Hidayat mengatakan itu terpaksa dilakukan setelah takmir masjid tersebut, dinyatakan meninggal dunia karena covid-19. Berselang 1 minggu kemudian, ustadz masjid tersebut juga dinyatakan meninggal dunia karena terpapar covid-19.
"Kita tutup sejak 17 April sampai 30 April. Kemudian diperpanjang lagi dari 1-10 Mei nanti" ujar Hidayat saat ditemui TribunSolo.com, Minggu (02/05/2021)
Dari pantauan TribunSolo.com, suasana sepi terlihat di kompleks masjid tersebut. Lampu masjid tidak menyala, serta tidak terdapat aktivitas jamaah di dalamnya.
Baca juga: 50 Warga di Banmati Sukoharjo Isolasi Mandiri, Gegara Imam Masjid Positif Covid-19
Baca juga: Viral Kakek 70 Tahun Kelelahan Bawa Jasad Istri Naik Sepeda, Warga Ogah Menolong Takut Covid-19
Sepinya masjid tersebut berdeda dengan suasana masjid lainnya, yang telah menggelar salat tarawih berjamaah selama bulan ramadhan tahun ini.
Perpanjangan penutupan masjid perlu dilakukan karena setelah dilakukan tracing, terdapat 6 orang lainnya yang dinyatakan terpapar covid-19.
"Setelah hasil tes PCR takmir masjid keluar, langsung dilakukan screening oleh satgas kecamatan. Dari 23 yang diperiksa, 6 diantaranya terkonfirmasi positif" kata Hidayat.
Sebanyak 6 orang tersebut kini menjalani isolasi di Technopark, Sragen hingga 9 Mei dan termasuk kedalam kelompok OTG.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr Hargianto menyatakan masih melakukan penelusuran terhadap kasus ustadz tersebut.
"Iya benar. Besok senin kita lakukan tracing lagi. Ternyata ustadz dengan 7 orang berbeda klaster" katadia. (*)