Bahkan posisinya sebagai Ketua Bidang di PAN.
"Benar saya dulu kader PAN, terakhir aktif bulan Februari 2021 masih daftar jadi tim formatur menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) DPD PAN Solo," ungkapnya.
Saat itu, belum ada deklarasi Partai Ummat.
Maryadi mengungkapkan alasannya meninggalkan PAN, dia mengatakan, dirinya dulu sempat mencalonkan diri sebagai calon legislatif Kota Solo dari PAN.
"Dulu benar sempat jadi calon legislatif dari PAN tapi tidak jadi, saya masih di PAN," papar dia.
Namun, dia mengatakan, setelah kalah tersebut, dia merasa tidak dianggap.
Hal itu terbukti dari dirinya yang tidak pernah diundang dalam pertemuan-pertemuan partai.
"Enggak pernah diundang, masak saya harus datang padahal saya itu bisa dibilang Ketua Bidang di Partai itu," ungkapnya.
"Tapi pas Musda saya datang walapun engak di undang, karena saya peduli akan terselenggaranya acara," ungkapnya.
Maryadi dulunya sebagai penguasa Mabel di rumahnya kawasan Ngeplak, Mojosongo. Namun, sekarang usahanya telah berhenti.
Partai Ummat Bisa Gerus Kader PAN
Kehadiran Partai Ummat dalam kancah perpolitikan Indonesia berpotensi menggerus suara Partai Amanat Nasional (PAN).
Pengamat Psikologi Politik UNS Solo, Abdul Hakim mengatakan potensi itu tidak bisa ditampik mengingat keberadaan Amien Rais di dalam Partai Ummat.
"Partai Ummat sendiri lahir salah satunya karena kekecewaan Amien Rais terhadap PAN yang semakin merapat ke pemerintah," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (1/5/2021).
"Oleh karena masuk akal jika dikatakan, yang paling terancam dengan kehadiran Partai Ummat adalah PAN," tambahnya.
Baca juga: Amien Rais Buat Partai Ummat & Menantu Ridho Rahmadi Jadi Ketum, Pengamat UNS : Menegaskan Oligarki
Baca juga: Partai Ummat Resmi Dideklarasikan, Pengamat Politik UNS : Loyalis Amien Rais di PAN Tengah Diuji
Apalagi, elektabikitas PAN dinilai menurun dan berada di bawah satu persen.