"Yang terbakar peralatan - peralatan, seperti komputer, laptop, dan alat ukur," tambahnya.
Agung menuturkan tidak ada surat ukur yang terbakar dalam insiden kebakaran tersebut.
Baca juga: Kantornya Terbakar, Kepala BPN Klaten Pastikan Arsip Proyek Tol Solo-Jogja Aman, karena Beda Ruangan
Baca juga: Saat Kantor BPN Klaten Terbakar, Berhembus Ada Pegawai Masih di Dalam, Polisi Bakal Minta Keterangan
Ditambah lagi, 60 persen surat-surat ukur sudah diubah dalam bentuk digital.
"(Surat ukur) ada di ruang lantai satu. Tidak ada surat ukur yang terbakar. 60 persen sudah kita digitalisasi," tuturnya.
Sementara, untuk kertas - kertas yang terbakar dalam insiden tersebut, Agung mengklaim merupakan hasil fotokopian atau print yang tak terpakai.
"Kertas - keras yang terbakar itu kertas fotokopi, hasil cetak yang masih salah," ujarnya.
Agung sampai saat ini belum bisa memperkirakan nonimal kerugian yang didera akibat insiden kebakaran lantai dua BPN Klaten.
"Kerugian belum bisa ditafsir," ucapnya.
Selain itu pihaknya juga menepis, jika beredar kabar ada pegawai di dalam ruangan saat terjadinya kebakaran.
"Tidak ada. Kosong ruangannya," kata Agung menekankan.
Agung menambahkan, hanya ada petugas keamanan yang bersiaga di ruangannya saat kejadian.
Petugas tersebut mengetahui adanya asap yang keluar dari lantai dua gedung BPN.
Ia lantas bergegas menuju lokasi untuk memadamkan.
"Memadamkan pakai alat namun tidak bisa. Akhirnya lapor pemadam," tuturnya.
Dugaan Polisi