TRIBUNSOLO.COM - Keputusan Ketua DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk menerima tawaran jadi Menteri Pertahanan sempat menuai komentar kontra pendukungnya di Pilpres 2019.
Hal itu diamini Prabowo Subianto sendiri.
Capres 2019 pasangan Sandiaga Uno ini juga mengakui ada banyak orang Jokowi tak setuju ketika dirinya diangkat menjadi menteri pertahanan.
Baca juga: Prabowo Subianto Peringati 100 Tahun Soeharto, Pilih Unggah Foto Lawasnya saat Jadi Tentara
Baca juga: Muncul Wacana Duet Mega-Prabowo di Pilpres 2024, Tjahjo Kumolo Beri Jawaban Abu-abu
“Wah bahaya, nanti Prabowo kudeta lagi. Muka gue muka kudeta,” ujar Prabowo Subianto dalam Podcast Deddy Corbuzier sambil tertawa.
Itulah tawa Prabowo yang mengemuka pertama kali di publik.
Selama ini, dia jarang tertawa di depan kamera.
Deddy pun mengatakan, artinya Jokowi juga menurunkan egonya ketika memilih Prabowo Subianto.
“It’s logic loh. Bayangkan kalau kita berantem,” katanya.
Deddy pun langsung menyela.
“Masyarakat marah loh pak?” ujarnya.
Prabowo pun mengakui harus berani menjelaskan ke masyarakat.
“Saya cerita kepada mereka, saya kumpuli orang di partai. Saya ceritakan Hideyoshi, saya ceritakan Abraham Lincoln, saya ceritakan Mao Tse-tung,” kata Prabowo Subianto.
Ia menceritakan pemimpin Tiongkok, Mao Tse-tung memilih salah satu panglima lawannya untuk masuk jadi wakil presiden.
“Namun jenderal itu mengatakan sudah membunuh banyak orang Mao Tse-tung. Tapi Mao Tse-tung memilih untuk bersama-sama membangun Tiongkok, dan sekarang kita liat Tiongkok bagaimana besarnya,” katanya.
Menurut Prabowo, Joko Widodo bekerja untuk merah putih.
“Dua kali kan dia menang untuk saya, saya yakin di dalam hati bapak adalah merah putih dan bapak Pancasila, saya yakin mendukung bapak, iya kan?” katanya.
Deddy pun mengakui salut kepada Prabowo Subianto.
“Kalau memang kita cinta tanah air kan nggak masalah,” kata Prabowo.
Gerindra Sepakat Bakal Usung Prabowo jadi Capres 2024
Sebelumnya, Partai Gerindra memastikan untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyebut partainya saat ini masih satu suara untuk mencalonkan Prabowo Subianto.
Ketua Umum Partai Gerindra itu diharapkan kembali ditunjuk sebagai capres.
Baca juga: Heboh Anggaran Alutsista Tembus Rp 1,7 Kuadriliun, DPR Akan Panggil Prabowo Subianto
Baca juga: Benang Merah di Balik Ganjar Dikucilkan PDIP, Ternyata Ada Wacana Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024
"Kami bertekad untuk mencalonkan kembali Pak Prabowo sebagai calon presiden pada tahun 2024," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (1/6/2021).
Namun, ternyata Prabowo Subianto belum memberi persetujuan.
Sehingga, Partai Gerindra berencana untuk menanyakan kesediaan Prabowo Subianto.
"Adapun kesanggupan, kesediaan dari Pak Prabowo akan kami tanyakan kepada beliau sepanjang waktu ini sampai tahun 2024," katanya.
Ia kemudian menyinggung soal kesediaan Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
"Kalau mengacu pada 2019, Pak Prabowo pada akhirnya setelah rekan-rekan menyampaikan keinginan tersebut, pada akhirnya mau menerima setelah menilai situasi dan kondisi politik terakhir," ungkap dia.
Habiburokhman mengatakan, Partai Gerindra belum menentukan calon wakil presiden.
Pihak partai kini fokus untuk mengantarkan Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024.
"Soal siapa calon wakil presidennya, kami belum membahas," ujarnya.
"Saat ini kami lebih konsentrasi memastikan Partai Gerindra ini berpolitik mampu mengantarkan Pak Prabowo sebagai capres yang kompetitif pada 2024 dan akhirnya terpilih."
"Jadi kami melakukan pembangunan partai, perapian organisasi dari tingkat paling bawah sampai dengan tingkat paling atas," beber Habiburokhman.
Pengamat Prediksi Koalisi Gerindra di Pilpres 2024
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, memperkirakan partai yang kemungkinan bisa berduet di Pilpres 2024.
Menurut Pangi, koalisi PDIP-Gerindra-PKB bisa mengusung pasangan capres Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
Sementara itu, soal pembentukan koalisi, Pangi menyebut ada dua gaya pendekatan.
"Pertama pendekatan match all party, koalisi berbasiskan personalistik, pragmatis dan populisme," ujarnya kepada Tribunnews.com, Minggu (30/5/2021).
Pendekatan kedua ialah catch all party, koalisi platform berbasiskan ideologi.
"Saya perhatikan koalisi kita selama ini lebih kuat DNA berbasiskan kekuasaan pragmatis ketimbang ideologis, selain memang makin cair sekat ideologis lintas parpol."
"Artinya, koalisi bukan berbasiskan ideologi, lebih menonjol basis pragmatisme politik," ungkap Pangi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Gerindra Sepakat Usung Prabowo jadi Capres 2024, Belum Bahas Siapa Cawapresnya dan Tribun-Timur.com dengan judul "Awalnya Ditolak Orang Dekat Jokowi Gabung Pemerintahan, Prabowo Tertawa: Muka Gue Muka Kudeta"