Berita Karanganyar Terbaru

Aksi Heroik Relawan Selamatkan Pendaki Kelelahan di Gunung Lawu: Gendong Turun Sampai Pos 2

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Ryantono Puji Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Pos Cemoro Kandang yang diramaikan oleh pendaki dari berbagai kota yang baru turun dari Gunung Lawu pada Minggu (23/5/2021).

Dia menyebut, mayoritas pendaki berasal dari Jawa Timur yang naik melalui Cemoro Kandang. 

"Ada semacam kebiasaan kalau yang dari Jawa Timur mendaki melalui Cemoro Kandang, Tambak atau Cetho," terangnya. 

Baca juga: Viral Burung Jalak Tuntun Pendaki yang Tersesat di Gunung Lawu, Mitos Atau Fakta? Ini Kata Relawan

"Sebaliknya yang dari Jawa Tengah akan lewat Jawa Timur," imbuhnya. 

Sebagian besar pendaki merupakan siswa dan mahasiswa yang menghabiskan sisa libur lebaran. 

"Besok Senin sekolah dan sebagian kampus sudah masuk sehingga mereka banyak yang menghabiskan sisa libur mereka," jelasnya. 

Pendaki Ngemper di Toko

Foto – foto para pendaki asal Serang, Banten yang tak jadi mendaki Gunung Merbabu karena termakan berita hoaks viral di media sosial Instagram.

Foto tersebut diunggah, salah satunya, di akun @Yantoenabiel_Merbabu, Minggu (23/5/2021) sekira pukul 00.30 WIB. Akun tersebut menggunggah dua foto.

Diantaranya, mobil travel Izuzu berplat nomor polisi B-7170-VDA dan para pedaki yang terdampar di salah satu minimarket kawasan Salatiga.

Baca juga: Kisah Inspiratif Mbah Bingah Hidupi Suami & Rajin Sedekah dari Hasil Pungut Botol di Gunung Merbabu

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup selama 14 Hari, Cegah Kerumunan Pendaki

Foto-foto tersebut dilengkapi caption sebagai berikut :

'Korban berita hoax merbabu buka

19 pendaki asal serang banten yang mau merbabu.

terdampar di Salatiga'

Unggahan tersebut kemudian di-repost oleh akun Instagram @jejak_pendaki dan @boyolali_info.

Atas viralnya foto itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Junita Parjanti mengatakan sampai saat ini, jalur pendakian gunung Merbabu masih ditutup.

"Sampai saat ini kami masih menutup jalur pendakian Merbabu," kata Junita, Minggu (23/5/2021)

Baca juga: Viral Video Banjir di Gunung Merbabu via Jalur Selo, Begini Fakta Sebenarnya

Baca juga: Cara Pendaftaran Online Pendakian Merbabu via Selo, Pendakian Kembali Dibuka 1 Februari 2020

Junita mengatakan penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu sudah dilakukan lebih dari setahun.

Ia menjelaskan penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu tersebut sejak awal pandemi Covid-19, yaitu sekitar bulan Maret 2021.

"Kami sudah tutup jalur ini sudah lebih setahun, sejak awal pandemi ," ucap Junita.

Dia mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pembukaan jalur pendakian di masa pandemi Covid-19.

Nantinya persiapan yang dimaksud yaitu penerapan protokol kesehatan, penyiapan SOP dan komitmen para pihak juga penerapan kouta dan pendaftaran online.

"Untuk informasi kapan bisa dibuka kembali nanti akan ada pengumuman resmi, insya Allah segera dibuka untuk kemanfaatan ekonomi masyarakat," harapnya.

Mbok Yem Turun Gunung

Di tempat lain, video tentang Mbok Yem, pemilik warung legendaris di Gunung Lawu yang sedang ditandu viral di media sosial. 

Video tersebut diunggah oleh di akun Twitter @pendakilawas yang diberi judul 'Mbok yem kembali ke kantor'. 

Kekinian, video berdurasi 15 detik itu telah mendapat like sebanyak 2.680, 502 retweet, dan mendapat balasan sebanyak 193 reply. 

Baca juga: Alasan Mbok Yem Penjual Pecel Legendaris Turun Gunung Lawu, Ingin Rayakan Lebaran di Rumah

Baca juga: Tak Bawa Surat Bebas Covid-19, 31 Orang Jalani Tes Antigen di Rest Area KM 487 B Tol Solo-Semarang

Keluarga Mbok Yem, Saiful Gimbal menjelaskan, biasanya Mbok Yem berjalan kaki menuju ke puncak Gunung Lawu untuk membuka warung miliknya.

Namun, karena kondisi stamina di usianya yang sudah 62 tahun, mbok Yem pun kerap kelelahan dan minta digendong jika sudah mencapai Pos 2.

“Tahun kemarin minta digendongnya dari Pos 2 karena sudah lelah,” kata dia, Jumat (21/5/2021).

Sementara tahun ini, Mbok Yem menuju ke warungnya di puncak Gunung Lawu dengan ditandu.

Tandu dari bambu yang digunakan, memang sudah disiapkan dari rumah.

Sebanyak delapan anggota keluarga dan tetangganya pun dilibatkan untuk mengusung tandu tersebut.

“Tandu disiapkan dari rumah. Yang mengusung tandu ada delapan orang dari saudara dan tetangga di sini,” ucap Gimbal.

Meski telah berusia 62 tahun, Mbok Wakiyem alias Mbok Yem tidak pernah libur untuk membuka warungnya yang berada di Puncak Gunung Lawu.

Tahun ini Mbok Yem hanya menikmati libur Lebaran dua minggu untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangganya.

“Kemarin libur dua minggu untuk lebaran di rumah. Berangkat kembali ke puncak Lawu kemarin,” ujar Saiful Gimbal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Mbok Yem Ditandu Naik ke Gunung Lawu"

Berita Terkini