Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebuah sekolah informal di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo harus ditutup.
Itu terjadi setelah kasus dugaan perusakan makam di Pemakaman Cemoro Kembar oleh para murid sekolah tersebut.
Penutupan sekolah merupakan kesepakatan antara warga sekitar dengan pengurus dalam rapat beberapa waktu lalu.
Baca juga: Bantah Ajarkan Intoleran, Sekolah Informal yang Muridnya Rusak Makam di Solo: Silahkan Diperiksa
Baca juga: Legalitas Dipertanyakan, Sekolah Informal yang Muridnya Rusak Makam di Solo Sebut Sudah Ajukan Izin
"Iya ditutup. Kemarin kesepakatan bersama," kata Lurah Mojo, Margono kepada TribunSolo.com, Rabu (23/6/2021).
Selain penutupan, sekolah informal harus pindah dari lokasi yang sekarang ditempati.
Margono belum mengetahui kapan sekolah informal itu akan pindah.
Baca juga: Viral Kisah Wanita Usia 23 Tahun Sudah jadi Kepala Sekolah SD, Ungkap Proses yang Ia Lalui
"Belum tahu, kemarin rapat RT / RW dengan warga dan pengurus sekolah. Mereka meminta waktu untuk pindah," ucap dia.
"Mereka minta waktu 1 sampai 2 bulan," tambahnya.
Margono mengatakan pengurus sekolah informal saat ini tengah mencicil persiapan pindah.
"Mereka sudah siap pindah," katanya.
Bantah Ajarkan Intoleran
Dugaan tindakan intoleran diajarkan salah satu sekolah informal di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo mencuat.
Dugaan itu mengemuka setelah para muridnya diduga merusak 12 makam di pemakaman Cemoro Kembar beberapa waktu lalu.
Pengurus sekolah informal angkat bicara. Pengasuh sekolah informal, Wildan menampik dugaan itu.
Baca juga: Legalitas Dipertanyakan, Sekolah Informal yang Muridnya Rusak Makam di Solo Sebut Sudah Ajukan Izin
Baca juga: Penjelasan Pengasuh Sekolah Informal Soal Perusakan Makam di Solo: Anak-anak Sudah Kami Larang