Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pasar Simo, di Jalan Singoprono, Desa Pelem, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali lockdown mulai Rabu (30/6/2021).
Camat Simo, Waluyo Jati mengatakan pasar lockdown alias ditutup pasalnya ada belasan pedagang pasar terkonfirmasi positif Covid-19.
"Pasar Simo besok ditutup karena banyaknya pedagang yang berjualan disini positif Covid-19 saat dites swab acak," kata dia kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Slogan Persis Solo Era Kaesang : Sumusuping Rasa Jati, Artinya Mendalam dari Raja Mangkunegaran IV
Baca juga: Heboh Lagi Bupati Banjarnegara, Tuding Rumah Sakit Kejar Klaim Biaya Perawatan, Imbasnya Corona Naik
Waluyo mengatakan pihaknya melakukan swab atigen secara acak sebanyak dua kali yaitu Senin (21/6/2021) lalu dan Selasa (29/6/2021).
Ia menuturkan, dalam swab acak pertama dari 13 pedagang ada 3 pedagang yang positif.
Sedangkan pemeriksaan swab acak kedua, dari 24 pedagang ada 12 pedagang yang positif.
"Pada pemeriksaan swab acak kedua ada 50 persen dari total sample yang positif Covid-19, sehingga atas arahan dari Pemkab, pasar diminta untuk ditutup," ujar Waluyo.
Ia mengaku sudah mengumpulkan Kepala UPT pasar dan staf untuk menginformasikan pasar ditutup sementara hingga Senin (5/7/2021).
Selain itu ia mengatakan pihaknya akan dilakukan penyemprotan disenfektan di suluruh pasar.
"Dengan berkoordinasi dengan pemadam kebakaran, nantinya penyemprotan disenfektan akan dilakukan setiap hari," kata Waluyo.
Pihaknya mengarakan sempat menegur pedagang untuk menutup namun pedagang tetap nekat membuka lapaknya.
Baca juga: Kondisi Pejabat Simo Boyolali yang Dibakar Gegara Tanah : Dirujuk ke Solo, Kini Dirawat Intensif
Baca juga: Tahan Dulu Liburan, Semua Destinasi Wisata di Penjuru Boyolali Ditutup, Imbas Kasus Corona Mengganas
Selain itu pedagang di Pasar Simo tak hanya berasal dari Kabupaten Boyolali saja, melainkan, berbagai daerah seperti Sragen (Gemolong), Kabupaten Semarang, Kabupaten Sukoharjo.
"Kami berharap para pedagang bisa memahami situasi Covid-19 yang terjadi di Simo, sehingga kami minta pedagang tidak berjualan sementara," harapnya.
Pasar Simo ini merupakan pasar harian dan sudah mulai ramai sekitar pukul 02.00 WIB.
Biasannya pasar tradisional tersebut ramai-ramainya saat pasaran Jawa pahing.
Nekat Denda Rp 2 Juta
Gerakan 'Boyolali di Rumah Saja' diterapkan Minggu (27/6/2021).
Dalam gerakan tersebut, semua pasar tradisional, maupun modern, warung makan/restoran, objek wisata diminta untuk ditutup selama sehari penuh.
Operasi pengecekan pasar selama penerapan gerakan 'Boyolali di Rumah Saja' dilakukan tim gabungan Satpol PP, TNI, Polri dan Dishub Kabupaten Boyolali.
Kasatpol PP Boyolali, Sunarno menyebut 100 personel gabungan dikerahkan dalam pengecekan tersebut.
"Hari ini, kami akan melakukan operasi untuk mengecek di pasar, toko dan warung makan apakah sudah menutup penuh dalam sehari ini," kata Sunarno saat ditemui TribunSolo.com, Minggu (27/6/2021).
Baca juga: Ada Gerakan Boyolali di Rumah, Gibran Emoh Terapkan di Solo : Tak Mau Mempersulit Aktivitas Warga
Baca juga: PPKM Mikro Boyolali Diperpanjang, Nekat Gelar Hajatan Bakal Dibubarkan: Sanksi Rp 2 Juta
Selain pengecekan, operasi tersebut juga melakukan penindakan semua kegiatan yang berpotensi kerumunan, seperti hajatan nikah dan khitan.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan semua kecamatan-kecamatan di Kabupaten Boyolali untuk melaksanakan penertiban," ujar Sunarno.
Apabila didapati ada pusat perbelanjaan yang buka, pemilik bisa dikenani sanksi denda maupun administrasi. ITu juga berlaku bagi penyelenggara hajatan.
Sanksi denda yang dimaksud yaitu minimal Rp 2 juta dan sanksi administrasi tersebut seperti pencanutan perizinan baik mal, toko dan warung makan yang ada izinnya.
"Kami menghimbau untuk masyarakat silahkan di rumah saja, tidak usah keluar, hanya satu hari, karena ini mengurangi peserbaran Covid-19 yang lebih ganas, sukseskan program Bapak Bupati," imbaunya.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, di kawasan Pasar Boyolali Kota sekitar pukul 09.09, terlihat sepi.
Nampak kios-kios di pasar tersebut tertutup rapat di sana.
Selain itu, di sepanjang jalan Pandanaran, juga terlihat arus lalu lintas tidak ramai.
Terlihat toko-toko disepanjang jalan tersebut tertutup rapat. (*)