3. Dugaan Alasan Suami Mengamuk
JK mengamuk karena diduga masih dalam keadaan berduka.
"Mungkin masih terbawa emosi, karena baru saja ditinggal sang istri," kata Niken.
Terkait penyelesaian masalah ini, Niken belum bisa memberikan kepastian.
"Tindaklanjutnya kita lihat nanti," ucapnya.
"Pak Kapolres tadi juga kesini, sudah cek TKP, dan menanyai nakes," imbuhnya.
Baca juga: Sedih, Pekerja dari 4 Kabupaten di Solo Raya ini Tak Kecipratan Bantuan Rp 1 Juta dari Pemerintah
4. Sempat Dibawa Pulang
Niken menuturkan, usai melakukan intimidasi, JK sempat kembali ke RSUD Surakarta untuk meminta istrinya dimakamkan dengan protokol kesehatan.
"Suaminya tadi kesini lagi, karena kami sudah mengantarkan jenazah ke rumah duka, tanpa protkes karena permintaan itu," jelasnya.
"karena sudah keluar dari sini bukan tanggungjawab kami, tapi sudah jadi tanggungjawabnya wilayah," paparnya.
Namun, jenazah KH ditolak oleh lingkungannya. Pasalnya, Satgas Desa sudah mengetahui jika yang bersangkutan pasien Covid-19.
"Tapi karena menolak (pemakaman) protkes, dari wilayah (Satgas Covid-19) menolak. Jadi tidak bisa memfasilitasi, dan si suami kesini untuk pemakaman ptotkes," terangnya.
Namun, karena sudah keluar dari rumah sakit, jenazah bukan lagi menjadi tanggungan RSUD Surakarta.
"Mungkin tadi sudah koordinasi dengan wilayah untuk pemakamannya," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Solo Dapat Bantuan Oksigen dari Singapura, Kabupaten Lain yang Sedang Krisis Tak Bisa Ambil
5. Kapolresta Solo Turun Tangan
Kapolresta Solo Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak mengatakan, kejadian itu terjadi sekira pukul 09.00 WIB, Kamis (22/7/2021).
Pria berinisial JS, warga Kecamatan Ngemplak, Boyolali itu kemudian melakukan pengancaman kepada nakes.
"Sudah diberikan edukasi, tapi malah yang terjadi bentuk ancaman dari suami pasien Covid-19 kepada nakes," jelasnya.
Kapolres sendiri menyesalkan adanya kejadian pengancaman ini. Sebab, nakes yang berjuang mengobati pasien Covid-19 harus dihargai.
Pihaknya telah memintai ketetangan dari Nakes yang diancam oleh JS.
"Pelaku pengancaman juga kita mintai keterangan," ujarnya.
Setelah dilakukan mediasi, akhirnya keluarga pasien bersedia untuk dilakukan pemakaman jenazah Covid-19.
Kendati demikian, permasalahan ini diharapkan bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. (*)