Berita Boyolali Terbaru

Kagetnya Warga Sambi Boyolali, Tetangga Dikenal Jualan Online Obat Herbal, Tapi Ditangkap Densus 88

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI : Petugas kepolisian melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap dua terduga teroris di kediamannya yang juga dijadikan ruang pamer (showroom) mobil bekas. Penangkapan kedua terduga teroris ini berkaitan dengan peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) pagi.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Penangkapan TEP oleh tim Densus 88 Antiteror cukup mengejutkan menggemparkan warga Desa/Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Tidak disangka, laki-laki 40 itu diduga ikut jaringan teroris. 

Padahal, selama ini dia dikenal dengan pribadi yang baik suka gotong royong dimasyarakat.

Salah satu tetangganya, FI terkejut mendapat kabar penangkapan itu.

"Ini kan masih terduga. Jadi juga belum jelas," katanya kepada TribunSolo.com.

"Dia (TEP) juga rajin bergotong royong," aku dia membeberkan.

Baca juga: Sosok Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88, Ternyata Baru 2 Minggu Datang di Polokarto Sukoharjo

Baca juga: Terduga Teroris di Boyolali Ditangkap Densus 88 saat Beli Martabak, Tiba-tiba Dimasukkan ke Mobil

Dia  mengatakan selama pandemi ini TEP dikenal sebagai penjual obat herbal secara online. 

Dia juga dikenal baik di kalangan masyarakat.

Bahkan ikut membantu pemakaman masyarakat sekitar yang meninggal karena terpapar Covid-19 

"Kerjanya itu jualan obat herbal secara online, tapi aktif dimasyarakat. Orangnya terbuka dan tidak tertutup," aku dia.

"Dia juga tidak pernah berpergian, paling jauh cuma mengantar anaknya sekolah di Cengklik," terangnya. 

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sukir mengatakan sepengatahuannya selama ini TEP menjalankan bisnis rental bus pariwisata milik kakaknya.

Namun, dia tidak mengetahui aktifias lain selama pandemi saat bisnis dibidang jasa transportasi yang macet.

"Setahu saya ya cuma itu. Dia yang menjalankan bus pariwisata milik kakaknya," ujarnya. 

Halaman
1234

Berita Terkini