"Jadi anak itu kalau dinyatakan positif, kontak eratnya atau lingungannya yang berinteraksi dalam satu kelas akan dilakukan uji medis (testing rapid antigen). Dulu pernah dilakukan saat uji coba simulasi PTM, di SMP 4 tapi dulu kami telusuri ternyata murid-murid sekelas yang lain tidak terpapar," kata dia.
Menurut Dwi, jika protokol kesehatan dilakukan secara ketat ketika ditemukan siswa yang terpapar Covid-19, maka bisa jadi hal tersebut tidak menyebabkan klaster baru.
"Kalau sudah dapat perintah, nanti saya akan matur ke bu Dinkes untuk sekolahan yang penerapan prokesnya belum matang nanti akan kita random tes," pungkas Dia. (*)