Berita Klaten Terbaru

Pemuda Asal Desa Sidowayah Klaten Ciptakan Makanan Masa Depan, Berbentuk Kapsul dari Lumut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jaryanto, saat ditemui TribunSolo.com Jum'at (24/9/2021).

Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Mujahid Jaryanto, mengaku khawatir beberapa tahun kemudian lahan pertanian di Indonesia mangkrak.

"Saya khawatir, sekitar 5 sampai 20 tahun mendatang lahan pertanian bakal mangkrak karena tidak ada regenerasi," kata Mujahid kepada TribunSolo.com, Sabtu (25/9/2021).

Mujahid mengatakan, usia petani saat ini di atas 40 tahun.

Baca juga: Pelaku Pencurian Motor Petani di Sukoharjo Tertangkap, Ternyata Warga Tawangsari: Keduanya Tetangga

Banyak generasi muda yang tidak mau bertani, bahkan ada orang tua yang melarang anaknya bertani.

Namun, dengan hadirnya smart farming  yang diinisiasi oleh salah satu warga di desannya, dia berharap anak muda mau menjadi petani.

"Dengan adanya milenial smart farming, kami berharap, anak-anak muda sekarang tidak ada yang melakukan urbanisasi ke kota besar," ujar Mujahid.

Baca juga: Terjadi Lagi, Petani di Sragen Meninggal karena Jebakan Tikus Listrik: Posisi Tertelungkup

Kemudian dia mengungkapkan, dengan adannya teknologi smart farming di Desa Sidowayah, anak muda tetap bergerak di pertanian.

Dengan alat-alat pertanian ini, ia mengatakan, anak muda bisa menghasilkan Rp 5-10 juta sekali panen.

"Dengan adannya teknologi smart farming ini bisa menghasilkan uang 3 hingga 5 kali dari upah UMR buruh," ujarnya.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, Jum'at (24/9/2021) di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, smart farming ada dua macam.

Masing-masing yaitu mesin transplanter atau mesin penanam padi modern dan alat pendektesi suhu, cuaca hingga kadar ph tanah sawah itu. (*)

Berita Terkini