Berita Karanganyar Terbaru

Ribuan Keluarga di Karanganyar Dicoret dari Bansos PKH, Ada yang Mengundurkan Diri & Tak Berhak Lagi

Penulis: Mardon Widiyanto
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI : Uang uang bantuan PKH.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ribuan keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) dicoret.

Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar, Marno mengatakan ribuan keluarga penerima manfaat yang tergraduasi itu, maka tidak lagi bisa menerima PKH 2021.

"Tahun 2021, ada 2.465 KPM yang mengalami graduasi (tidak lagi menerima) secara mandiri dan secara alamiah," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (21/12/2021).

Dia menerangkan, pencoretan keluarga penerima manfaat dari peserta secara mandiri yaitu yang secara sadar mengajukan pengunduran diri.

Sedangkan, pencoretan kepesertaaan dari KPM secara alamiah yaitu, status peserta yang tidak masuk seperti tidak memiliki tanggungan anak kecil.

"Graduarsi secara mandiri sejahtera, ada 829 peserta, sementara itu untuk pencoretan secara alamiah sekitar 1.636 peserta," kata Marno.

Dia menjelaskan keluarga yang masih tercatat dalam peserta PKH yaitu sekitar 36.569 keluarga.

Baca juga: Siap-siap, Inilah 4 Daftar Bansos yang Akan Cair pada November 2021, BLT UMKM hingga Bantuan PKH

Baca juga: Harapan PCNU Boyolali yang Hadiri Muktamar ke-34 di Lampung : Siapapun Terpilih, Bawa Kemajuan NU

Nantinya, puluhan ribu peserta tersebut akan diikutkan dalam PKH di tahun 2022.

"Kalau program PKH di 2022 masih tetap berjalan, 36.034 keluarga yang masih masuk perserta PKH menerima bantuan," ujarnya.

Diminta Dibuka

Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Solo Raya berjalan lancar.

Hal itu terlihat dari jumlah penerima yang mencapai 2.780 kepala keluarga.

Namun di balik jumlah yang besar itu masih ada segelintir keluarga yang belum mendapatkan dan menjadi sorotan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

"Masih ada 85 penerima yang belum dibuka akun rekeningnya," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/8/2021).

Jumlah 85 tersebut tersebar di sejumlah wilayah Solo Raya.

Baca juga: Reaksi Gibran Dengar Ada Pejabat Pemkot Solo Ramai-ramai Kena Tipu : Capai Puluhan Juta Rupiah

Baca juga: Memberatkan Peserta CPNS, Bupati Karanganyar Minta Syarat Uji PCR & Swab Dihapus : Harganya Mahal

"Ada 2 di Solo, sedangkan sisanya tersebar di Sragen dan Wonogiri," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu Risma juga meminta langsung kepada pihak BNI selaku yang menangani rekening PKH tersebut.

"Tolong selesaikan ya ini, kurang penerima 85 orang yang diblokir dan tolong segera dibuka," terangnya.

Risma juga meminta Gibran untuk memastikan agar membantu komunikasi penyelesaian PKH tersebut.

"Mungkin mas Gibran bisa menghubungi BNI agar bisa membuka, kemarin saya sudah minta agar segera diselesaikan," ungkapnya.

Janji Mensos Risma

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berjanji membangunkan rumah susun (rusun), tetapi lantai I untuk warga disabilitas di Kota Solo.

Janji yang disampaiakan mantan Wali Kota Surabaya itu, saat peresmian Sentra Kreasi Asistensi Rehabilitasi (Atensi) Balai Besar Soeharso bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Rusunitu rencananya akan dibangun di belakang Balai Besar Soeharso.

Uniknya Rusun tersebut akan memberikan akses khusus kepada masyarakat difabel.

"Tahun depan (2022) saya akan bangun rusun 100 unit, lantai satunya untuk disabilitas," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Soal Potongan Tunjangan ASN Solo, Wali Kota Gibran: Nakes dan ASN Golongan Rendah Tidak Dipotong

Baca juga: Potret Kehidupan Rusunawa Semanggi Solo: Rumah Bagi 195 Kepala Keluarga, Tahun Depan Dibangun Baru 

Diharapkan dengan proritas rusun tersebut, para kaum disabilitas dapat berdaya dan beraktivitas untuk mencari nafkah.

"Tarif per-bulan Rp 10 ribu, nantinya mereka bisa berjualan disini (Atensi)," ungkapnya.

Risma menuturkan bahwa rusun tersebut sengaja dibangun agar mereka bisa dekat dengan pekerjaan, dan tak perlu pindah ke kota besar demi penghasilan.

"Tujuannya agar mereka tidak perlu keluar jika mereka tidak punya pekerjaan," tuturnya.

"Kita ajarkan mereka berkarya di tempat asal," jelasnya.

Selain Kota Solo, Risma juga akan membangun di kota lainnya seperti Medan, Makassar dan Palembang.

"Aku punya lahan di Solo, dan itu kita manfaatkan, agar tidak hanya sekedar menjadi awang-awang," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan bahwa nantinya penggarapan rusun tersebut akan berbarengan dengan Rusunawa Semanggi.

"Nanti akan dilakukan pada tahun depan dan itu dikomunikasikan dengan Dirjen dari Kemensos," terangnya.

Gibran Janji Beri Sewa

Pemkot Solo memanggil perwakilan penghuni Rusunawa Semanggi di Kecamatan Pasar Kliwon yang akan dirobohkan karena dinilai sudah tua.

Perwakilan tersebut langsung bertemu Wali Kota Gibran Solo, Rakabuming Raka di Kantor Balai Kota pada Selasa (24/8/2021).

Perwakilan warga, Sunarto, menjelaskan bahwa pertemuan itu berisi pembahasan mengenai hak-hak yang akan diberikan kepada penyewa.

Mengingat selama dibongkar dan renovasi rusunawa itu, penyewa harus angkat kaki dulu.

Baca juga: Pilunya Siswi SMP di Karanganyar, Selama Pembelajaran Online Malah Mengandung, Kini Melahirkan Bayi

Baca juga: Alasan Gibran Robohkan Rusunawa Semanggi : Sudah 10 Tahun dan Tak Layak, Bahkan Plafon Kamar Jebol

"Jika nanti sudah mulai masa pengosongan, warga akan mendapatkan biaya ganti kompensasi sewa rumah," katanya kepada TribunSolo.com.

"Setelah masa pembongkaran, warga akan kembali ke rusunawanya masing-masing," ujarnya.

Sunarto yang juga Ketua RT 06/ RW 02, Kelurahan Mojo tersebut tidak pernah mengeluhkan perihal kondisi bangunan.

Namun karena sudah diaudit oleh pemerintah dirinya hanya bisa pasrah.

"Cuma karena semuanya sudah diaudit secara teknis dan disesuaikan dengan kajian kami harap agar nanti bangunannya bisa lebih baik," ungkapnya.

"Semoga tidak dianggap kumuh lagi seperti sekarang," harapnya.

Meski telah bertemu dengan Gibran, Sunarto dan warganya masih belum mendapatkan kejelasan mengenai nominal ganti sewa dan kapan akan diberikan.

"Belum ada masih ada rapat-rapat selanjutnya," jelasnya.

Hingga saat ini ada sekitar 195 Kepala Keluarga yang bergantung kepada kebijakan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka dalam pemindahan rusunawa tersebut.

Namun Gibran menekankan, pihaknya berkomitmen menjaga warganya.

"Kami berkomitmen warga akan bisa kembali ke rusunawa jika dua blok itu sudah terpenuhi dan diperbaharui" jelas dia.

"Tidak ada yang kami telantarkan," katanya menekankan.

Sudah Tua Banyak yang Rusak

Sebanyak 200 Kepala Keluarga yang menghuni Rusunawa Semanggi kini akan segera dipindahkan sementara ke area hunian lainnya.

Pasalnya tempat tinggal mereka saat ini di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon tersebut bakal direnovasi.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menuturkan bahwa pihaknya akan merobohkan rumah susun tersebut karena sudah tidak layak huni.

"Saya rapatkan dengan Dinas Perkim (Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan) Solo terkait perobohan," katanya kepada TribunSolo.com, Jum'at (20/8/2021).

Baca juga: Persis Solo : Tunggakan Gaji Rp 2 Miliar, Vijaya Fitriyasa, & Ancaman Larangan Transfer

Baca juga: Ada Pabrik Garmen di Rutan Kelas 1A Solo, Tak Main-main, Sebulan Dapat Ribuan Pesanan Goodie Bag

Dirinya menegaskan kondisi Rusunawa Semanggi saat ini sudah tidak layak huni, dan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan bila saat ada insiden nanti.

"Dikhawatirkan nanti ada gempa dapat menimbulkan sesuatu," ujarnya.

Kekhawatiran Gibran timbul akibat usia Rusunawa Semanggi yang sudah lebih dari satu dekade.

"Bangunan Rusunawa sudah lebih dari 10 tahun," jelasnya.

Gibran juga menyampaikan telah melakukan audit terhadap Rusunawa Semanggi sebelum melakukan perencanaan perobohan.

"Saya sendiri melihat ada plafon kamar yang jebol, dan kita bangun yang lebih layak," imbuhnya.

Adapun warga yang direlokasi tak perlu khawatir karena nanti setelah proses pembangunan Rusunawa selasai, maka warga bisa menghuni kembali tempatnya.

"Tidak perlu khawatir setelah rusunawa selesai dibangun bisa kembali ke tempat semula," ucapnya.

Meninggal di Rusun

Seorang pria bernama Nurjayanto (49) ditemukan meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri di Rusunawa Blok B No.04, Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo Kota, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (5/1/2021). 

Meninggalnya warga Perum Telukan RT 01 RW 05 Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo itu terungkap ketika anak korban hendak menjenguk. 

Anak korban datang sekitar pukul 10.45 WIB dan melihat korban dalam keadaan kaku. 

Melihat kondisi itu, anak korban berteriak dan meminta tolong pada warga untuk melihat keadaan ayahnya itu. 

"Kemudian Kejadian itu dilaporkan pada bidan Desa Joho dan Polsek Sukoharjo Kota," jelas Kapolsek Sukoharjo Kota, AKP Gerry Armando.

Baca juga: Kondisi Chacha Sherly Eks Trio Macan Sebelum Meninggal Dunia, Tak Sadar Diri Usai Alami Kecelakaan

Baca juga: Di Tengah Pilkada Klaten 2020, Covid-19 Melonjak, Sehari Tambah 97 Kasus & 3 Pasien Meninggal Dunia

Gerry mengatakan korban sebenarnya sudah negatif Covid-19.

Hanya saja setelah sembuh diminta melakukan isolasi mandiri mulai 30 Desember 2020 sampai 14 Januari 2021. 

"Korban sudah dinyatakan negatif Covid-19 cuman diminta untuk tetap isolasi mandiri," kata dia.

Namun, pada Selasa (5/1/2021), korban ditemukan meninggal dunia. 

Sementara itu, riwayat sakit yakni korban mempunyai riwayat sakit jantung dan sempat dirawat di RSUD Ir. Soekarno.

Baca juga: Identitas Mayat Perempuan di Sungai Bengawan Solo Buram, Ciri-Ciri : Pakai Baju Batik & Rok Putih

Baca juga: Tak Hanya Januari, Ternyata Desember Ada 3 Tenaga Kesehatan Solo Meninggal, Akibat Terpapar Covid-19

"Keterangan dari dokter Puskesmas, korban sudah dinyatakan negatif Covid-19," jelas dia.

Selain itu, dari hasil pemeriksaan juga tidak ada tanda kekerasan. 

"Hasil temuan kami tidak ada tanda kekerasan," papar dia. 

"Saksi yang kami Periksa juga selama sehari-hari korban terlihat sehat," katanya. (*)

Berita Terkini