Berita Solo Terbaru

Dinas Kesehatan Pastikan Cacar Monyet Belum Masuk Solo, Tapi Meminta Warga Waspada karena Menular

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penyakit cacar monyet, inilah tanda anak terkena gejala cacar monyet atau monkeypox.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) memastikan penyakit cacar monyet belum masuk di Kota Solo.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan hingga sampai saat ini dirinya belum menerima aduan dari rumah sakit maupun puskesmas terkait pasien itu.

"Sampai detik ini saya belum menerima laporan (kasus cacar monyet) dari rumah sakit atau puskesmas," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (31/5/2022).

Meski belum terdeteksi, Ning sapaan akrabnya berharap penyakit tersebut tidak sampai masuk ke Kota Bengawan.

Untuk itu pihaknya akan melakukan sosialisasi dini kepada masyarakat baik lewat sosial media maupun fasilitas kesehatan (Faskes).

Selain itu juga meminta faskes melaporkan ke Dinas terkait untuk melapor apabila menemukan penyakit yang belum pernah ditemukan.

Baca juga: IDI Ungkap Kasus Cacar Monyet Sudah Ditemukan di Wilayah Jateng, Begini Gejalanya

Baca juga: Cacar Monyet Terus Menyebar ke Berbagai Negara, WHO Langsung Rapat Darurat

"Survailans kita harus jalan, kalau ada penyakit tidak pernah ada di rumah sakit atau pun puskesmas segara lapor ke dinas. Pasti nanti akan ada penelusuran," paparnya.

Ia menjelaskan, kemunculan penyakit cacar monyet ini disebabkan karena faktor lingkungan dan tingginya mobilitas masyarakat.

"Kalau sekarang mobilitas masyarakat tinggi, penyakit itu muncul di negara sebelah, bisa saja (menular)," jelasnya.

"Masyarakat itu tidak hidup individu, tapi hidup berinteraksi artinya potensi menularkan itu tinggi," imbuh dia.

Ning menambahkan, meski belum masuk ke Solo, dia menekankan jika penyakit ini dapat menular ke manusia.

"Penyebaran penyakit ini salah satunya bisa lewat gigitan, selain kera juga tikus," aku Ning.

"Makan daging hewan mentah yang terinfeksi bisa tertular, makanya perlu kewaspadaan. Artinya, edukasi kepada masyarakat terus kita lakukan," terang dia.

Ditemukan di Jateng

Kasus Monkeypox atau cacar monyet ternyata telah ditemukan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng)

Hal tersebut diungkapkan Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng), dr Renni Yuniati kepada TribunSolo.com saat ditemui di Kota Solo, Sabtu (28/5/2022).

Selain virus Covid-19, jenis virus ini menjadi konsen IDI.

"Kemenkes mendata ada di Indonesia, tapi kita IDI tidak boleh merilis datanya itu karena itu kewenanangan Kemenkes," katanya.

"Di Jateng ada kasusnya, tapi kita belum tahu bagaimana cara penularannya," tambahnya.

Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.

Setelah manusia tertular, virus ini bisa menularkan antar manusia.

"Bisa juga melalui benda yang terkontaminasi virus tersebut, seperti kayak Covid-19," ucapnya.

Dikatakan, gejala orang terpapar cacar monyet ini cukup unik.

Di mana orang yang terinfeksi cacar monyet akan menunjukkan kondisi kulit yang penuh dengan ruam-ruam akut, hingga muncul jerawat keras.

Baca juga: Cacar Monyet Terus Menyebar ke Berbagai Negara, WHO Langsung Rapat Darurat

Baca juga: Corona Belum Usai, Kini Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Terdeteksi di Amerika Utara dan Eropa

Penderitanya juga akan mengalami panas dingin, batuk, dan pusing.

"Virus ini merendahkan daya tahan tubuh, sehingga bakteri lain bisa masuk. Jadi seperti Covid, meninggalnya karena komorbid," ucapnya.

Penanganan orang terpapar virus cacar monyet ini untuk sementara seperti penanganan covid-19.

Selain itu, pasien akan diberikan antibiotik, vitamin, dan obat antivirus.

"Rasio kematian akibat virus ini tergolong rendah," aku dia.

Muncul di Dunia

Badan Kesehatan Dunia (WHO) kini tengah melakukan rapat darurat mendadak pada Jumat(20/5/2022).

Komite yang akan bertemu dalam rapat darurat tersebut adalah Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (STAG-IH).

Keduanya memberi saran kepada WHO tentang risiko infeksi yang dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan global.

Lebih dari 100 kasus infeksi virus, yang menyebar melalui kontak dekat dan biasanya ringan, baru-baru ini dilaporkan di luar negara-negara di Afrika yang endemik.

Baca juga: Corona Belum Usai, Kini Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Terdeteksi di Amerika Utara dan Eropa

Baca juga: Virus Covid-19 Menyebar Lagi di Cina: Perekonomian Anjlok, Pengangguran Semakin Meningkat

Virus tersebut diduga adalah cacar monyet (monkey pox).

Penyakit yang biasanya terbatas pada kawasan hutan di Afrika barat dan tengah itu telah menyebar dengan cepat di sejumlah negara Eropa.

Penyebaran juga ditemukan di Amerika Serikat (AS) dan Australia sejak awal Mei.

Dikutip Reuters agenda utama pertemuan darurat WHO adalah mekanisme di balik penularan virus dan kemungkinan strategi vaksinasi.

Dikutip dari Europe News, negara yang mencatat kasus cacar monyet meliputi:

  • Belgia
  • Prancis
  • Jerman
  • Italia
  • Belanda
  • Portugal
  • Spanyol
  • Swedia
  • Inggris
  • Kanada
  • AS
  • Australia

Sementara kepala WHO Eropa khawatir jika infeksi bisa meningkat ketika orang-orang berkumpul untuk pesta dan festival selama bulan-bulan musim panas.

"Tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, tetapi data menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan untuk membasmi cacar efektif hingga 85 persen melawan cacar monyet," menurut WHO. (reuters/Willy Widianto)

Berita Terkini