Meskipun begitu, mesin dari hibah 3 bulan lalu, sampai saat ini belum beroperasi.
"Kata pak kades, mesin-mesin ini hibah, datangnya tiga bulan lalu, tapi belum beroperasi, sangat disayangkan kenapa tak segera dipakai, padahal kondisi TPA kritis tak lagi tersisa lahan, sampah hanya ditumpuk sampai menggunung," kata Joko.
Besar harapan pengolahan sampah bakal lebih baik dengan bantuan mesin tersebut.
Joko meminta Pemkab Karanganyar menyeriusi masalah itu.
"Jika masalahnya tak punya SDM, kan bisa belajar. Apa terus dimangkrakkan seperti ini? Sampah itu ibarat bom waktu. Kalau tak segera ditangani, masalahnya terus akan bertambah banyak dan kompleks,” katanya.
Sebagai informasi, TPA Sukosari memiliki lahan 4,3 hektare yang kini tak lagi bersisa.
Sekitar 35 truk membuang sampahnya ke fasilitas ini tiap hari.
Jika ditotal, sampah masuk tiap hari sebanyak 50 ton.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar Bambang Djatmiko menjelaskan, penutupan TPA tersebut masih dalam tahap kajian.
(*)