Istri Anies Baswedan bernama Fery Farhati Ganis.
Sang istri diketahui pernah menjabat sebagai Ketua PKK DKI Jakarta, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, Fery juga perah menjadi Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta, Penasihat Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi DKI Jakarta, dan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi DKI Jakarta.
Dari pernikahannya, Anies Baswedan dikaruniai empat orang anak yakni Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan dan Ismail Hakim Baswedan.
Beberapa waktu lalu, Mutiara Annisa Baswedan telah menikah dengan Ali Saleh Alhuraiby pada Jumat (29/7/2022).
Diketahui, Ali Saleh Alhuraiby adalah lulusan Fakultas Kedokteran UI.
Anies Baswedan lahir dari pasangan suami istri Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid.
Bersama kedua adiknya, Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan, Anies Baswedan dibesarkan di Yogyakarta.
Ayah Anies Baswedan adalah seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII).
Baca juga: Anies Baswedan Resmi Jadi Anggota Pemuda Pancasila, Pengamat Duga Motifnya Berkaitan Pilpres 2024
Sedangkan ibu Anies Baswedan merupakan guru besar sekaligus dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sementara itu, kakek Anies Baswedan bernama Abdurachman Baswedan (AR Baswedan), seorang pejuang pergerakan nasional.
Sang kakek juga pernah menjabat sebagai Menteri Penerbangan ketika masa awal kemerdekaan.
Diketahui, Anies Baswedan juga pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina di usia 38 tahun, pada 15 Mei 2007.
Hal tersebut membuat Anies Baswedan mendapat gelar sebagai rektor termuda di Indonesia.
Baca juga: DPD PKS Solo Terima Aspirasi Arus Bawah, Dukung Anies Baswedan Sebagai Capres 2024
Riwayat Pendidikan Anies Baswedan
Selain kuliah di Jogja, Anies Baswedan juga menempuh pendidikan formalnya mulai TK di kota pelajar.
Pada usia 5 tahun, Anies Baswedan bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Masjid Syuhada.
Lanjut, saat Sekolah Dasar (SD), Anies Baswedan menjadi siswa SD IKIP Laboratori II, Yogyakarta.
Menginjak SMP, Anies Baswedan belajar di SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Baca juga: Jabatan Gubernur Jakarta Segera Berakhir, Anies Baswedan Minta Jajarannya Tak Serakah saat Bekerja
Memasuki masa SMA, Anies Baswedan memilih bersekolah di SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Sejak SMP hingga SMA, Anies Baswedan aktif di kegiatan OSIS.
Anies Baswedan dikenal mudah bergaul dan suka mempelajari hal baru.
Jiwa kepemimpinannya sudah ditunjukkan sejak kecil dan terus diasah di usia remaja.
Bahkan semasa SMA, tepatnya saat kelas 10, Anies Baswedan menjadi ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985.
Pada 1987, Anies Baswedan tergabung dalam program pertukaran pelajar AFS dan terpilih melakukan pertukaran pelajar di Amerika.
Anies Baswedan tinggal di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat hingga tahun 1988.
Ini pertama kalinya bagi Anies Baswedan tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang tidak sebentar pada usia remaja.
Lulus SMA tahun 1989, Anies Baswedan melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi dan lolos masuk UGM jurusan Ekonomi.
Senang berorganisasi, Anies Baswedan aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat menjabat sebagai Ketua umum Senat Mahasiswa UGM sejak 1992.
Pada masa kepemimpinannya, Anies Baswedan mengadakan kegiatan berbasis riset untuk menanggapi kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC).
Anies Baswedan berperan penting dalam pembentukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang disahkan oleh kongres pada 1993.
Anies Baswedan juga mendapatkan beasiswa Japan Aielines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia, Tokyo, Jepang.
Setelah lulus, Anies Baswedan menjadi Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi UGM.
Tak hanya itu, Anies Baswedan menempuh S2 Bidang International Security and Economic Policy, dengan beasiswa di University of Maryland, College Park.
Tahun 2005, Anies Baswedan menjadi peserta Gerald Maryanov Fellow di Departemen Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois.
Haus akan ilmu, Anies Baswedan melanjutkan S3 di Northern Illinois University, AS dan lulus tahun 2004 mendapat gelar Doctor of Philosophy, Departemen Ilmu Politik.
Bukan Anies Baswedan jika tidak melakukan kegiatan riset.
Saat mengenyam pendidikan S3, Anies Baswedan menjadi Reasearch Assistant di Kantor Penelitian, Evaluasi, dan Studi Kebijakan, Northern Illinois University.
Pada 2004-2005, Anies berkarier sebagai Reasearch Managaer, IPC Inc., Bannockbur, Illinois, USA.
Kembali ke Indonesia
Setelah kembali ke Indonesia, pada 2006-2007, Anies Baswedan menjadi National Advisor bidang desentralisasi dan otonomi daerah di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta.
Anies Baswedan juga sempat menjabat sebagai peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Ketika menjadi rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan mengadakan Program Beasiswa bernama Paramadina Fellowship.
Tahun 2010, Anies Bawedan mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar dan mengetuai gerakan tersebut.
Mendikbud Kabinet Jokowi
Pada 27 Oktober 2014, Anies dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini dipercaya membenahi pendidikan di Indonesia setelah turut memenangkan pasangan Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 2014.
Sayangnya, umur jabatan Anies sebagai Mendikbud berlangsung cukup singkat.
Anies dicopot oleh Jokowi dalam reshuffle kabinet jilid II, 27 Juli 2016.
Posisinya digantikan oleh kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy.
Tak pernah ada penjelasan dari Jokowi atau pihak Istana terkait alasan pencopotan Anies.
Pilkada DKI 2017
Tak lama setelah dicopot, Anies mencoba peruntungannya di kancah pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno, pengusaha yang juga kader Partai Gerindra. Pengusungan Anies mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, lawan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.
Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei pada putaran pertama Pilkada DKI, elektabilitas Anies-Sandi seringkali menempati posisi buncit, kalah dari dua pasangan pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Namun, nyatanya Anies-Sandi lolos ke putaran kedua bersama Ahok-Djarot.
Pada putaran pertama, perolehan suara Anies-Sandi menempati urutan kedua dengan persentase 39,95 persen.
Sementara, Ahok-Djarot berada di posisi puncak dengan perolehan suara 42,99 persen. Agus-Sylvi gugur dengan suara 17,07 persen.
Memasuki putaran kedua, hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan keunggulan Anies-Sandi dibandingkan Ahok-Djarot. Namun, selisih elektabilitas kedua pasangan ini cukup tipis.
Hasil survei terbukti. Anies-Sandi memenangkan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan perolehan suara 57,96 persen, sementara Ahok-Djarot kalah dengan perolehan suara 42,04 persen.
Selisih perolehan suara mereka terpaut jauh, yakni 15,92 persen.
Dengan hasil ini, KPU DKI Jakarta menetapkan Anies-Sandi sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta.
Penghargaan Anies Baswedan
- Tahun 1987: AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS
- Tahun 1993: JAL Scholarship
- Tahun 1997-1998: Fulbright Scholarship
- Tahun 1998: William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland
- Tahun 1998: ASEAN Students Assistance Awards Program
- Tahun 1999-2003: Indonesian Cultural Foundation Scholarship
- Tahun 2004-2005: Gerald Maryanov Fellow, Northern Illinois University
- Tahun 2005: William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award
- Tahun 2008: 100 Intelektual Publik Dunia versi Foreign Policy
- Tahun 2009: Young Global Leaders versi Economic Forum
- Tahun 2010: 20 Pemimpin Masa Depan Dunia versi majalah Foresight
- Tahun 2010: Nakasone Yasuhiro Awards oleh International Policy Studies (IIPS)
- Tahun 2010: 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Centre.
(*)