Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kearifan lokal masih dipertahankan warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Warga yang tinggal di tiga kilometer dari puncak Merapi itu setiap ada sesuatu dengan Merapi langsung membuat api unggun di depan rumah, Sabtu (11/3/2023).
Sebuah tradisi secara turun-temurun setiap Merapi bergejolak yakni dengan menyalakan api unggun.
Tanpa ada yang menyuruhnya, warga secara otomatis membuat api unggun.
Kobaran api yang besar ini pun kemudian dikerumuni warga sekitar.
Warga pun kemudian mendekati api unggun ini untuk menghangatkan tubuh.
Warga pun kemudian membuka obrolan yang langsung disambut dengan percakapan yang seakan tak ada hentinya.
Semakin malam, jalan di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi itu pun kian ramai dengan terus berdatangannya warga.
Baca juga: Mitosnya Solo Tak Akan Pernah Kena Abu Vulkanik Gunung Merapi? Begini Kata Mbah Rono
Baca juga: Mitos Rumah Tua di Boyolali yang Dibongkar untuk Tol Solo-Jogja : Dijaga Sosok Gaib Macan Putih
Painem, salah satu warga mengaku setiap ada sesuatu dengan Merapi warga langsung keluar untuk membuat api unggun.
"Iya sejak dulu. Kalau seperti ini kami langsung buat api," ungkapnya.
Biasanya, lanjutnya bapak-bapak dan pemuda itu berjaga di luar rumah di depan api unggun ini hingga tengah malam.
Bahkan ada yang sampai pagi.
"Supaya apa, jika terjadi sesuatu dengan Merapi, kaum laki-laki bisa menyelamatkan yang perempuan dan anak-anak," tambah Giyono warga lain.
Dia yang juga anggota tim siaga desa (TSD) Tlogolele, mengatakan seluruh anggota TSD malam ini berjaga di pos atau dukuhnya masing-masing.
Upaya antisipasi penting agar tak terjadi sesuatu yang tak diinginkan. (*)