Gunung Merapi Erupsi
Dekat Gunung Merapi, Mengapa Solo akan Selalu Aman dari Guguran Awan Panas ketika Merapi Erupsi?
Ahli Geofisika, Surono atau yang akrab disapa Mbah Rono menjelaskan alasan kenapa awan panas guguran Merapi tidak pernah ke arah Klaten dan Boyolali.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada secuil kisah kenapa erupsi Gunung Merapi hanya berdampak di daerah-daerah itu saja.
Satu di antaranya selalu menimpa di Kabupaten Magelang.
Ahli Geofisika, Surono atau yang akrab disapa Mbah Rono menjelaskan alasan kenapa awan panas guguran Merapi tidak pernah ke arah Klaten dan Boyolali, apalagi Solo.
Hal ini dikarenakan dinding yang mengitari kawah cukup kuat sehingga kecil kemungkinan jebol.
"Karena terlalu kuat dindingnya tidak jebol. Kalau dinding ke arah selatan kan gampang jebol," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (11/3/2023).
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi kali ini berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Dengan kata lain, kecil kemungkinan Klaten dan Boyolali terdampak.
"Ke arah Klaten itu kan enggak mungkin. Ke Boyolali enggak mungkin. Merapi tidak pernah ke arah sana," jelasnya.
"Kalau tidak pernah ke sana kecil kemungkinan ke sana. Yang sering kan ke Krasak, terus pindah ke Gendol. Kemudian pindah ke Krasak lagi ya wajar-wajar saja," terangnya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas guguran yang ke luar dari Gunung Merapi pada Sabtu memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Telah beredar mitos di kalangan masyarakat bahwa ada keyakinan Solo akan aman dari hujan abu Merapi.
Hal ini karena bentuk dari moncong merapi.
Baca juga: Mitos Rumah Tua di Boyolali yang Dibongkar untuk Tol Solo-Jogja : Dijaga Sosok Gaib Macan Putih
Baca juga: Bisakah Hujan Abu Merapi Sampai ke Solo? Jarang Terjadi, Tapi Letusan 2010 Sempat Gelapkan Solo
"Dimitoskan apa saja bolehlah. Tapi kan kuat dindingnya. Tidak sering terganggu, sehingga kuat-kuat aja. Yang sering ke arah Barat ke arah Selatan," tuturnya.
Menurutnya justru kondisi ini cukup wajar mengingat sejak tahun 2020 Gunung Merapi ditetapkan siaga hingga kini.
"Ya biasa-biasa saja. Harusnya seperti itu. Sudah dari tahun 2020 siaga," terangnya.
Pola aktivitas semacam ini justru membuat kemungkinan erupsi kecil.
"Harus gugur kalau tidak gugur menyumbat terlalu kuat nanti erupsi. Erupsi besar seperti 2010," jelasnya. (*)
Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi, Selama 6 Jam Terjadi 5 Kali GuguranĀ |
![]() |
---|
KESAKSIAN Warga Desa Tlogolele soal Hujan Air Bercampur Abu : Cuma Satu Jam, Warnanya Seperti Susu |
![]() |
---|
Pasca Diguyur Hujan Air Bercampur Abu, Warga Desa Tlogolele Boyolali Tetap Beraktivitas Biasa |
![]() |
---|
Awan Panas Guguran Merapi, Klaten Tidak Terdampak, Tak Ada Hujan Air Bercampur Abu di Desa Balerante |
![]() |
---|
Imbas Awan Panas Guguran Merapi : 4 Desa di Selo Boyolali Terdampak Hujan Air Bercampur Abu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.