Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Diketahuinya kasus dugaan pencabulan 12 siswi di sebuah madrasah, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri bermula dari aksi siswa saling ejek.
Mereka saling ejek karena pernah diperlakukan tidak senonoh oleh oknum kepala sekolah madrasah berinisial M dan oknum guru berinisial Y.
Ejekan antar siswi tersebut kemudian didengar oleh salah seorang guru madrasah.
Guru tersebut kemudian melaporkan kepada oknum kepala sekolah.
Namun dia masih belum tahu identitas yang melakukan dugaan pencabulan.
Baca juga: Buntut Dugaan Kasus Pencabulan 12 Siswa di Wonogiri, Kemenag Panggil Seluruh Kepala Madrasah
Baca juga: Kasus Dugaan Pencabulan 12 Siswa Madrasah oleh Guru Agama di Wonogiri, Wabup Akui Kecolongan
"Hal itu sempat dilaporkan kepada kepala sekolah," kata Kepala Kantor Kemenag Wonogiri, Anif Solikhin.
"Tapi tidak ada tindaklanjut, ternyata (kepala sekolah) yang diduga sebagai pelakunya," tambahnya.
Kabar dugaan pencabulan oleh oknum kepala sekolah dan oknum guru tak lama setelahnya sampai ke telinga orang tua.
Kabar itu baru terkonfirmasi saat ada anak yang kemudian berani bercerita kepada orang tuanya.
Orang tua itu kemudian melaporkan ke kepala desa setempat.
Kepala desa setempat kemudian melaporkan kepada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri.
Lokasi Pencabulan
Sebelumnya, bukannya mendidik dan mengayomi, dua oknum pendidik madrasah di Kecamatan Baturetno Wonogiri ini malah tega mencabuli siswanya sendiri.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Mubarok, mengatakan pihaknya menerima laporan itu pada Jumat (26/5/2023).