Malam 1 Suro di Solo

Pakar Budaya Sebut Dulu Tak Ada Kirab 1 Suro, Digelar Setelah Ada Permintaan dari Presiden Soeharto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 4 ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet diikutkan dalam kirab malam 1 Suro di Keraton Solo, Sabtu (30/7/2022). Di mana sebelumnya sebagian besar terkena virus PMK.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejarah digelarnya kirab oleh Pura Mangkunegaran dan Keraton Solo ternyata berkaitan dengan Presiden RI ke-2, Soeharto. 

Dulu tak ada gelaran kirab malam 1 Suro ini. 

Pakar Budaya dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Solo, Tundjung Sutirta menerangkan bahwa tradisi Kirab Malam 1 Suro sebenarnya baru dimulai pada tahun 1974.

"Momentumnya sebenarnya 1 Suro bukan Kirabnya. Karena kirab itu sebenarnya tradisi baru, bukan tradisi Mataram Islam. Tidak ada Mataram Islam itu tradisi mubeng beteng itu tidak ada," jelas Tundjung.

Tradisi Kirab Pusaka di malam 1 Suro itu dimulai dari permintaan Presiden RI kedua, Soeharto sebut Tundjung.

Baca juga: Kata Pakar Budaya Soal Perbedaan Kirab 1 Suro Pura Mangkunegaran dan Keraton Solo: Bukan Hal Baru

"Itu baru terjadi tahun 1974 yang namanya kirab di Keraton dengan kerbau bule itu karena permintaan Pak Harto (Presiden RI ke-2) kepada Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran untuk melaksanakan upacara kirab agar bangsa Indonesia terbebas dari marabahaya, bencana dan sebagainya," ujarnya.

Saat itu disebut Tundjung, Soeharto merupakan sosok yang sangat kuat memegang budaya Jawa.

"Jadi ini sebagai sebuah laku Jawa, bagaimana Pak Harto itu menghayati budaya Jawa sehingga meminta pada Keraton di tahun itu untuk melakukan ritual kirab pusaka," kata dia.

"Intinya di Solo sama, yaitu mengirap pusaka kagungan dalem, ada Kanjeng Kyai Ageng ada Kanjeng Kyai gitu aja," imbuhnya.

Sementara terkait ritual malam 1 Suro sebelum tahun 1974, Tundjung menyebut tidak ada acara khusus seperti Kirab Pusaka.

"Nggak ada sebelum tahun 1974. Jadi kirab itu baru dilakukan tahun tersebut. Biasanya ritual yang dilakukan menyambut tahun baru Muharram atau tahun Suro itu ya laku tirakat, ya salat atau semedi. Kirab itu sebenarnya hal yang baru, bukan tradisi Mataram Islam tapi akhirnya berkembang," pungkasnya.

Perbedaan Tanggal

Adanya perbedaan Kirab Malam 1 Suro memperingati tahun baru Jawa antara Keraton Kasunanan Surakarta dengan Pura Mangkunegaran bukan sesuatu yang baru menurut pakar budaya.

Bahkan hal itu terjadi bukan hanya di tahun 2023 ini saja karena perbedaan cara pengitungan kalender Jawa.

Halaman
12

Berita Terkini