Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hesti Eko Poerwaningrum, warga Semarang mengaku bahwa keris peninggalan turun-temurun keluarganya ikut dalam arak-arakan Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1956 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo).
Hesti mengaku jauh-jauh daro Semarang datang ke Solo untuk ikut serta menyaksikan Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo kali ini.
Selain menyaksikan kirab, Hesti juga mengatakan bahwa dirinya mengantar pusaka peninggalan keluarganya untuk ikut arak-arakan kirab.
"Keris saya ikut arak-arakan. Pusaka turun-temurun dari keluarga," ujar Hesti saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (20/7/2023) dini hari.
Baca juga: Serba-serbi Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo : Warga Berpakaian Merah Diminta Sembunyi dari Kebo Bule
Baca juga: Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957 Keraton Kasunanan Solo, 5 Kebo Bule Kiai Slamet Jadi Cucuk Lampah
Salah satu keris yang diikut sertakan dalam arak-arakan tersebut bernama Jalak Tilam Sari.
"Namanya Jalak Tilam Sari," sambung Hesti.
Saat ditanya mengapa pusaka peninggalan keluarganya bisa ikut arak-arakan, Hesti mengaku dirinya dan sang suami merupakan keturunan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta.
"Saya dan suami keturunan (Keraton Kasunanan)," jelas Hesti.
Tidak hanya keris, Hesti menambahkan ada tujuh pusaka milik keluarganya yang ikut arak-arakan kirab.
"Ada enam keris dan satu tombak," terangnya.
Sebagai informasi, dalam Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957 kali tahun ini terlihat ada tujuh kelompok arak-arakan yang diketahui membawa pusaka dalem Keraton Kasunanan Solo
Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan belum ada konfirmasi terkait kebenaran apakah ada keris dari warga Semarang yang ikut dalam arak-arakan kirab.
Pusaka Keraton Solo
Adapun, sebanyak tujuh pusaka Keraton Solo diarak pada saat Kirab Pusaka dalam rangka Malam 1 Suro.