Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Aktivitas membakar rumput atau jeramin sisa panen rawan merugikan dan membahayakan orang lain, termasuk bagi para pengguna tol.
Itu bercermin dari kejadian kebakaran lahan kosong yang terjadi di pinggir KM 492 Jalan Tol Semarang-Solo, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Senin (31/7/2023).
Kasatlantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama mengatakan kebakaran lahan tersebut bisa membahayakan pengguna tol.
Terlebih kabut asap yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut bisa mengurangi jarak pandang di ruas tol.
"Sebelum juga sudah kami sosialisasi kepada masyarakat di sekitar tol. Mengenai dampak hal tersebut," kata Herdi.
Baca juga: Tempuh 7 Kilometer, Guru di Boyolali Jalan hingga Sukoharjo, Tunaikan Nazar Diangkat Jadi P3K
Baca juga: Sikap Golkar di Pemilu 2024, Berlabuh Dukung Ganjar ? Golkar Boyolali : Tunggu Saja 17 Agustus
Herdi tak menampik jika pembakaran jerami atau rumput setelah pembersihan itu cara yang murah.
Namun, cara itu bisa membahayakan bahkan mengancam orang lain.
Herdi berharap kepada masyarakat untuk tak menciptakan kabut asap di sekitar jalan tol dan arteri.
Karena memang, bisa membahayakan orang lain.
"Nanti kalau misalkan ada kecelakaan, atau apa-apa itu bisa berimplikasi (hukum) kepada orang yang melakukan hal itu (pembakaran)," ucapnya.
Kabut Asap di Tol
Sebelumnya, pernah terjadi petaka besar di jalan tol akibat kabut asap pekat yang masuk ke jalan tol, beberapa waktu lalu.
Tepatnya September 2022, belasan kendaraan terlibat kecelakaan di di tol Pejagan.
Jarak pandang yang terhalang kabut asap diduga menjadi pemicu kecelakaan yang menimbulkan banyak korban jiwa itu.