"Lumayan susah mencari pekerjaan, karena kan saya lulusan pendidikan, pendidikan itu kan jurusan ynag tidak fleksibel, jadi areanya terbatas, kalau nggak yang membutuhkan skill komunikasi atau nggak ya mengajar, masuk ke ranah lain susah," ujar Bayu.
"Sekarang jadi pengajar kan gajinya tidak seberapa, kalau sekarang lulusan pendidikan harus punya skill lain, selain mengajar," tambahnya.
Bayu mengatakan meski warga asli Sragen, ia belum pernah mencari pekerjaan di Bumi Sukowati.
"Kalau itu kurang tahu (susah tidak mencari pekerjaan di Sragen), jarang mencari di Sragen, biasanya nyarinya di Solo, karena rumah saya Sragen yang perbatasan dengan Karanganyar, jadi lebih dekat ke Solo daripada Kota Sragen," kata Bayu.
Susahnya mencari pekerjaan sesuai bidangnya, juga dirasakan Millienia Fitry Parmadani (23).
"Nyari pekerjaan susah gampang, terkadang kalau nyari yang sesuai dengan minat itu susah, nggak semua sama minat kita," kata Millienia.
"Tapi kalau mau nyari yang cepat dapat, ya ada, walaupun tidak sesuai dengan passion," tambahnya.
Saat mencari kerja, ia berharap bisa mendapat pekerjaan yang sesuai dengan jurusan.
Namun, juga tidak menutup kemungkinan, yang lebih diutamakan saat mencari pekerjaan adalah besaran gaji yang diterima.
"Kalau aku kriteria pekerjaan sesuai sama jurusan, tapi nggak menutup kemungkinan, semua orang butuh cuan, ya sudahlah dapatnya dulu, sambil menyelam minum air," pungkasnya. (*)