Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO. COM, BOYOLALI - Isak tangis keluarga dan pelayat pecah saat jenazah Anik Setyaningsih (30) diberangkatkan dari rumah duka menuju tempat peristirahatan terakhir.
Beberapa pelayat memperlihatkan kesedihannya saat peti yang membawa jenazah korban terseret arus parit atau selokan itu diangkat dari rumah yang ada di Dukuh Betongan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Senin (6/11/2023).
Mereka tak kuasa menahan air matanya, saat almarhum Anik Setyaningsih dibawa ke pembaringan terakhir di makam yang tak jauh dari rumah korban.
Beberapa perempuan yang merupakan anggota keluarga juga nampak histeris.
Bahkan sejumlah perempuan yang sedari tadi berada di dalam rumah bersama mendiang almarhumah nampak pingsan.
Mereka pun kemudian saling menenangkan dan menguatkan.
"Uwes-uwes, ndak meteng-metegi laku ne Anik (Sudah-sudah, jangan menangis, biar almarhumah Anik mendapatkan jalan terang saat menghadap sang Haliq)," tutur seorang perempuan paruh baya.
Kalimat itu biasa diucapkan para orang tua untuk menenangkan keluarga yang dilanda musibah.
Baca juga: PENCARIAN 2 Hari 2 Malam Berakhir Tragis, Ibu Terseret Arus Parit di Karangmojo Boyolali Juga Tewas
Baca juga: SUASANA Rumah Duka Ibu Anak Terseret Arus Parit di Boyolali: Tangis Pecah, Suami Terhuyung-huyung
Kalimat itupun cukup efektif, meski yang mengucapkannya juga menangis sedih.
Namun, perempuan yang semula sempat histeris bisa sedikit lega.
Mereka pun akhirnya bisa tenang dan sebagian mulai meninggalkan rumah duka setelah jenazah dimasukkan ke dalam ambulans.
Sementara itu, Wiyoto selaku suami Anik yang sudah dua hari dua malam menangis, kini nampak sudah ikhlas.
Dia terlihat sudah mampu berdiri tegak, saat para pelayat berpamitan.
Kondisi itu tak seperti saat jenazah istrinya tiba di rumah duka.
Dia nampak sangat sedih, dan sempat terhuyung-huyung saat akan melihat wajah sang istri untuk terakhir kalinya.
Wiyoto pun sesekali mengiyakan nasihat dari para tamu yang sudah ikut mendoakan istrinya itu.
(*)