Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Nyawa Agung Santosa (47) dihabisi Sarmo (35), pelaku pembunuhan berantai di Wonogiri karena masalah utang piutang.
Korban bertemu dengan pelaku di sebuah gubug perkebunan di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri pada 24 November 2021.
Korban saat itu bertemu dengan pelaku dengan tiba mengendarai sepeda motor Honda Beat hitam.
Awalnya, korban sempat pamit pergi dari rumahnya di Klaten sekira pukul 16.30 WIB.
Dia berpamitan dengan anaknya.
Baca juga: IDENTITAS Kerangka Korban Pembunuhan Berantai di Wonogiri : Agung Hilang 2021, Sunaryo Hilang 2022
Korban hendak menagih utang terhadap rekannya yang berada di Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam pertemuan dengan pelaku, korban membicarakan perihal usaha penggergajian yang dijalankan bersama di kawasan Girimarto.
Korban diduga meminta bagi hasil yang besar dari usaha tersebut.
Namun, pelaku kurang setuju dengan permintaan tersebut karena usaha penggergajian tersebut kadang sepi, kadang ramai permintaan.
"Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus," terang Sarmo di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023).
Baca juga: MOTIF Sarmo Bunuh 2 Korbannya di Wonogiri, Ada Utang Piutang Hingga Bisnis Kerja yang Tak Lancar
Sarmo mengakui yang paling membuatnya emosi adalah ketika korban menunjuk-nunjuk keningnya sambil berkata bahwa penggergajian akan dipindahkan ke Klaten.
"Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung), saya selalu dipojokkan," ujar Sarmo.
"Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi. Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten," imbuhnya.
Pelaku membunuh korban dengan memberi botol air minum kecil.