Lantas Gibran menunjukkan gesture celingak-celinguk di belakang podiumnya. Kata dia, yang ditanyakan adalah bagaimana mengatasi inflasi hijau bukan soal ekonomi hijau seperti yang dijelaskan Mahfud.
"Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya? kok gak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau, Prof Mahfud yang namanya greenflation itu, inflasi hijau itu," kata Gibran.
Baca juga: Gibran Sentil Cak Imin dalam Debat Cawapres: Enak ya Gus, Jawab Sambil Baca Catatan
Ia kemudian memberikan contoh sederhana soal inflasi hijau itu, kata Gibran salah satu contohnya terjadi di Prancis yang menggelar demo rompi kuning.
Kata dia, kondisi itu justru merugikan masyarakat karena menjadi korban. Oleh karenanya Gibran beranggapan dalam upaya menuju ekonomi hijau harus juga perhatikan potensi inflasinya.
"Intinya, transisi menuju energi hijau itu musti super hati-hati. Jangan sampai membebankan RnD yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada masyarakat, pada rakyat kecil, itu maksud saya inflasi hijau," tukas dia.
Kritikan PDIP
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebutkan Gibran Rakabuming Raka saat ini sudah semakin terpengaruh emosinya oleh capres Prabowo Subianto.
Gibran juga disebut Hasto sudah berubah dan sikapnya sudah jauh berbeda dari sang ayah, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sayang sekali tadi ada dicederai oleh apa yang membuat kami kaget, karena Mas Gibran ternyata sudah jauh berubah," ujar Hasto saat ditemui usai debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024).
"Banyak terpengaruh ya hal-hal emosional dari Pak Prabowo sehingga Mas Gibran semakin jauh dari Pak Jokowi," ia menambahkan.
Hasto menjelaskan salah satu hal yang dilakukan Gibran saat debat, yakni ketika ia menyebutkan Cak Imin membaca catatan di atas panggung.
"Kalau kita lihat misalnya tadi serangannya terhadap Cak Imin, dengan kemudian Cak Imin membaca," tuturnya.
"Padahal itu jauh lebih baik membaca data daripada manipulasi hukum di Mahkamah dan Konstitusi," ia menambahkan.
Pun terkait Gibran yang menyinggung nama co-kapten Timnas AMIN Thomas Lembong juga disebut Hasto tidak perlu dilakukan.
Hasto menyebut adanya effect state of interest atau kepentingan negara dari Gibran.
"Kemudian ketika Mas Gibran membawa persoalan di luar debat, misalnya tentang Tom Lembong, itu seharusnya tidak perlu dilakukan, sehingga menunjukkan seperti ada effect state of interest dari Mas Gibran yang begitu besar terhadap pengusaha-pengusaha nikel," pungkasnya.
(*)