Kecelakaan Bus Rombongan Asal Sukoharjo

Di Balik Kecelakaan Maut di Bantul, Kernet Sempat Cek Mesin, Bus Rombongan Sukoharjo Mandek 7 Menit

Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLASE FOTO : Potret isak tangis keluarga korban kecelakaan bus di Imogiri Bantul. Korban diketahui merupakan warga Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban Sukoharjo (kiri), sejumlah relawan termasuk aparat kepolisian setempat sedang melakukan evakuasi bus Saestu Trans dengan nomor polisi E 7607 V yang terlibat laka tunggal di Bukit Bego, Kamis (8/2/2024) (kanan).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Bus Saestu Trans yang ditumpangi 51 orang rombongan piknik keluarga sempat berhenti sebelum kecelakaan maut di dekat  Bukti Bego, perbatasan antara Kelurahan Girirejo dan Mangunan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (8/2/2024). 

Korban selamat, Wahyono (56) mengatakan bus tersebut melaju dari Puncak Becici menuju ke Pantai Parangtritis. 

Setelah meninggal objek wisata Puncak Becici, bus dengan plat nopol E-7607-V tersebut sempat berhenti di pinggir jalan. 

Itu terjadi setelah bus melanjut kurang lebih 5 kilometer dari objek wisata yang ada di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY tersebut. 

Dua crew bus, yakni kernet dan sopir lalu turut. 

Baca juga: Pemakaman Dua Warga Sukoharjo yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Bantul, Dimakamkan Berdekatan 

Baca juga: Panik Tidak Karuan, Penumpang Lari ke Belakang, Saat Bus Oleng Berujung Kecelakaan Maut di Bantul

Mereka berusaha membenahi mesin bus. 

"Berhenti sebentar sekira 7 menit dan setelah itu naik lagi bus mulai berangkat, saat menanjak sedikit lalu ada jalan turunan, saat turun itu semakin cepat jalannya bus," ujarnya. 

"Nah saat itu, sudah mulai oleng busnya dan menabrak dinding jalan dan lalu terguling," imbuhnya. 

Wahyono mengaku, saat itu suasana sudah panik tidak karuan, yang berada di depan pada lari kebelakang. 

"Sebetulnya saya itu duduk di belakang dekat pintu, bisa saja saya buka tapi saat itu bus berjalan dengan kecepatan tinggi saya kira itu 100 km/jam,  jadi saya hanya pasrah saja," paparnya.

Insiden tersebut menewaskan tiga orang yang berasal dari rombongan.

Dua orang berasal dari Kabupaten Sukoharjo. 

(*)

Berita Terkini