Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Hasil hitungan cepat Ganjar-Mahfud tak lebih unggul dari pasangan lain.
Bahkan Capres-Cawapres yang diusung PDI P itu perolehan suaranya di Boyolali juga turun.
Perolehan suara Ganjar-Mahfud di Boyolali tak lebih tinggi ketimbang Pilpres 2014 dan 2019.
Tahun 2014, PDIP yang mengusung Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dapat memperoleh suara sebesar 75, 9 persen.
Perolehan suara Jokowi meningkat tajam di Pilpres 2019.
Kala itu, Capres PDIP itu mampu meraup suara hingga 86,3 persen.
Ketua DPC PDIP Susetya Kusuma Dwi Hartanta pun menanggapi santai fenomena ini.
Baca juga: Dipanggil Bawaslu Kedua Kalinya, T Komisioner KPU Wonogiri Belum Juga Hadir
"Ya namanya dinamika politik ya seperti ini. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, mengumpulkan temen-temen, kader, struktural," kata Susetya.
Dia pun mengapresiasi seluruh pihak yang telah berjuang keras untuk memenangkan pasangan yang diusung PDIP ini.
"Jadi kalau kita berbicara, soal turun. ya memang mengalami penurunan," kata Susetya.
Dia pun enggan menanggapi quick count dari lembaga survei.
Pihaknya masih akan menunggu keputusan resmi dari KPU.
"Saya tidak mau berkomen soal quick count yang ada ini. Saya menunggu dari KPU seperti apa," jelasnya. (*)