Pemilu 2024

Adu Konsep Bacabup Sragen Jateng Atasi Kemiskinan, Untung Wibowo Sebut Bakal Benahi dari Data 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (10/1/2024).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kemiskinan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang tak kunjung tuntas di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prosentase penduduk miskin di Kabupaten Sragen merupakan yang tertinggi di Solo Raya, yakni sebesar 12,87 persen pada tahun 2023.

Sementara pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sragen hanya berkurang 0,07 persen dibanding tahun 2022.

Masalah kemiskinan ini tentu saja menjadi PR berat bagi Bupati Sragen selanjutnya yang terpilih melalui gelaran Pilkada 2024 mendatang.

Para bakal calon bupati (Bacabup) yang kini bermunculan, sudah menyadari pekerjaan berat yang menanti mereka, apabila terpilih nantinya.

Mereka pun sudah memiliki rencana bagaimana cara mengatasi masalah kemiskinan, meski baru mendaftar penjaringan di tingkat partai politik.

Bacabup yang juga Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati mengatakan untuk mengatasi masalah kemiskinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memperbaiki data.

Menurutnya penting untuk melakukan sinkronisasi data dari pemerintah daerah hingga tingkat pusat, agar tepat sasaran.

"Yang pertama yang paling penting adalah data, mungkin saya nanti Insyaallah ke depan, akan membuat satuan tugas yang khusus melihat kondisi real di tengah masyarakat, tentu kita libatkan teman-teman dari akademisi," kata pria yang akrab disapa Bowo kepada TribunSolo.com.

"Kita lihat dari objektivitasnya, karena datanya harus real, yang kita inginkan mana yang memang membutuhkan, mana yang sebetulnya sudah bisa mandiri, data itu yang dibawa sampai ke atas, karena tentunya kita tidak sendiri, makanya langkah awal adalah dengan perbaikan data," sambungnya.

Bacabup lainnya, yang merupakan Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden, Sigit Pamungkas mengatakan Kabupaten Sragen perlu melakukan akselerasi pembangunan yang terintegrasi dengan wilayah lain di Solo Raya.

Dengan begitu, Kabupaten Sragen tidak menjadi daerah tertinggal di wilayah aglomerasi Solo Raya.

Baca juga: Respons Untung Wibowo Soal Sering Ikut Bupati Sragen Jateng Kunjungan ke Daerah: Serap Aspirasi 

Selain itu, hal lainnya yang bisa didayagunakan untuk membangun Sragen adalah dengan menggandeng diaspora yang telah sukses di luar Sragen.

"Sragen itu punya banyak diaspora yang sukses, banyak orang Sragen yang sukses di Jakarta, banyak orang Sragen yang sukses di Kalimantan, mestinya kita bisa mengundang mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan di Sragen, dan meletakkannya bukan sebagai pesaing," ujar Sigit.

"Selama ini potensi diaspora belum dikapitalisasi, ada yang pintar di IT, ada yang sukses di kontruksi, di banyak bidang lainnya, diaspora harus diajak bareng-bareng, diajak rembugan, mereka bisa mengerjakan apa, kita punya masalah apa, tolong bisa berkontribusi dalam pembangunan Sragen," tambahnya.

Kemudian, Bacabup Aan Cahyanto memiliki gagasan berbeda untuk menangani masalah kemiskinan di Kabupaten Sragen.

Meski selama ini ia dikenal sebagai dokter, Aan juga merupakan seorang pengusaha.

Karena itulah ia ingin menyalurkan kiat suksesnya sebagai seorang pengusaha kepada anak muda di Sragen agar bisa maju bersama-sama.

"Sragen termasuk kabupaten miskin yang jadi PR buat saya, bahwa jiwa entrepreneur saya harus dikembangkan dan ditularkan ke seluruh masyarakat, terutama anak muda," jelas Aan.

"Karena bisnis menjadi pengusaha itu tidak bisa instan, itu harus dimulai dari dini, meski tahunya saya seorang dokter, tapi jiwa saya entrepreneur," sambungnya.

Menurut Aan, jiwa entrepreneur-nya itu ditularkan salah satunya dengan membuat pendidikan non-formal gratis.

"Strategi kemiskinan yang paling efektif yang pertama adalah pendidikan non formal gratis untuk anak-anak muda, karena kami juga terbuasa ngisi sebagai motivator, kami mengisi anak-anak muda untuk dibangkitkan jiwa kewirausahaannya," kata dia.

Untung Wina Sukowati, Bacabup lainnya justru merasa miris melihat kondisi kemiskinan di Kabupaten Sragen dibanding wilayah lain di Solo Raya.

Ia sendiri maju sebagai calon Bupati Sragen karena ingin membawa Sragen sejahtera, yang diwujudkan dengan membenahi sistem pemerintah hingga membuka lapangan pekerjaan.

"Saya ingin Kabupaten Sragen jadi kabupaten yang kaya, potensinya banyak sekali, batik Sragen, batik yang ada di Solo itu batik Sragen mohon maaf, tapi kita kurang promosi memang," jelasnya.

"Sragen juga memiliki banyak sekali wisata, wisata religi itu luar biasa banyak di Sragen, dan wisata yang bisa kita bentuk banyak, Sraen ini luas, di utara Bengawan itu itu bisa dijadikan pusat olah raga," sambungnya.

Menurut Wina, untuk mengembangkan perekonomian di Sragen masih perlu untuk mengundang investor.

Salah satunya mengundang investor untuk menghidupkan kembali arena pacuan kuda di Sragen yang kini sudah mati.

"Itu akan menjadi pusat wisata, yang mengundang orang dari luar Sragen tertarik untuk mengunjungi, pasti ada yang beli makanan, dan beli segala macam yang bisa kita jual," terang Wina.

"Karena kita ngggak bisa bergantung pada pembeli dalam Sragen saja, ekonominya belum cukup mampu, maka harus mengundang orang luar untuk datang ke Sragen, dengan adanya jalan tol, akses jadi lebih mudah," sambungnya.

Terakhir, Bacabup yang merupakan mantan kepala desa, Prihandoko memiliki gagasan kembali menata Kabupaten Sragen khususnya di wilayah utara Sunga Bengawan Solo untuk membangkitkan perekonomian.

Jika terpilih nanti, Prihandoko mengaku akan menyediakan 300 unit kapal boat dan 300 ekor kuda untuk membangkitkan wisata di Waduk Kedung Ombo agar tidak kalah dengan wisata Telaga Sarangan.

"Di Wilayah Utara di Gesi ada Gunung Banyak, lahan milik perhutani bisa kita sewa untuk dijadikan wisata alam sekaligus kebun binatan," ujar Prihandoko.

"Wilayah timur ada Bayanan, tapi kurang besar, maka nanti disiapkan lahan 3-5 hektare supaya disitu menjadi wisata pemandian air hangat terbesar di Jawa Tengah, itu minimal," sambungnya.

Prihandoko juga menyoroti masalah sepak bola di Sragen yang sangat tertinggal.

Jika ia nantinya terpilih menjadi Bupati Sragen, Prihandoko akan menyulap Stadion Taruna menjadi taman kota, dan mendirikan sport center di wilayah Sumberlawang, Mondokan atau wilayah lain yang memenuhi syarat.

"Di setiap kecamatan akan kita buat trotoar dilengkapi lampu jalan, supaya Sragen itu bangga, nggak gini-gini saja," singkatnya.

Prihandoko juga memiliki gagasan untuk menyiapkan lahan 3 hektare per desa atau kelurahan, untuk ditanami tumbuhan seperti nangka madu atau alpukat yang bisa dijadikan ikon Sragen. (*)

Berita Terkini