Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Wonogiri masuk dalam wilayah dengan status peringatan dini kekeringan meteorologis.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko, menyebut hal itu merupakan peringatan dini kekeringan meteorologis, bukan fisiologis atau lainnya.
Menurut dia, peringatan dini kekeringan meteorologis itu berdasarkan faktor curah hujan saja.
Perhitungannya, jumlah hari tanpa hujan berturut-turut dan perkiraan probabilitas pihaknya yang di wilayah itu rendah.
"Kebetulan di Wonogiri, Purworejo dan Blora ada titik-titik kami yang sudah tidak ada hujan selama 21-31 hari. Sehingga kami kategorikan kekeringan meteorologis," jelas dia.
Baca juga: Camilan Sorgum ala Emak-emak di Wonogiri Jateng, Sulap Sorgum Jadi Apem, Jadah, Hingga Popcorn
Menurut Iis, informasi andal yang digunakan adalah data hari tanpa hujan dan peluang curah hujan.
Itu menjadi informasi peringatan dini kekeringan meteorologis.
Ia menyebut, informasi terkait peringatan dini kekeringan meteorologis tidak bisa ditelan mentah-mentah.
Bukan berarti wilayah yang kering hanya Wonogiri, Purworejo dan Blora saja.
"Itu berdasarkan curah hujan saja. Bisa jadi walau daerah itu tidak hujan, tapi daerah itu ada sumber air, irigasi teknis masih bagus itu bisa masuk kekeringan meteorologis," ucap dia.
"Kita melihat dari curah hujan saja, tidak dari ketersediaan air daerah itu. Mungkin waduknya masih banyak air, irigasinya masih bagus," tambahnya.
Kondisi tidak hujan selama 21-31 hari, kata dia, termasuk kekeringan meteorologis panjang.
Sementara saat dikombinasikan dengan peluang curah hujan pada akhir Juni, peringatan dini kekeringan meteorologis masuk kategori siaga.
"Informasi itu peringatan dini dasarian III Juni, akhir juni. Nanti untuk bulan Juli akan berubah untuk wilayah Jawa Tengah," ujar dia.