Pilkada 2024

5 Fakta di Balik Peluang Kaesang Maju Pilkada Jateng 2024, Ini Saran Gibran ke Sang Adik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bersama istrinya Erina Gudono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie di kawasan TMII, Jakarta Timur, Senin (2/10/2023).

Peneliti utama politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro memberikan tanggapannya soal wacana Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep maju di Pilkada 2024.

Seperti diberitakan beberapa waktu belakangan, nama Kaesang Pangarep digadang-gadang menjadi calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Siti Zuhro menyinggung pernyataan Kaesang sendiri yang pernah mengatakan bahwa popularitas dan elektabilitas tidak cukup untuk maju sebagai calon kepala daerah.

Melainkan juga membutuhkan juga kinerja.

“Jadi sudah dijawab sebetulnya oleh Mas Kaesang. Cuma sekarang masalahnya kita, baik publik luas maupun partai politik itu sedang membangun apa di pilkada ini. Apakah betul-betul in line berpihak untuk menghadirkan calon-calon yang qualified untuk provinsi kabupaten dan seterusnya,” katanya dalam program Kompas Petang di Kompas TV pada 4 Juli 2024.

Atas dasar pernyataan itu, Siti Zuhro menyebut Kaesang harus memperhatikan kemampuan, profesionalitas hingga pengalaman menjadi syarat penting untuk maju sebagai calon kepala daerah.

“Dan tolong karier itu tidak bisa lompat. Dalam ilmu eksekutif itu butuh pengalaman. Pak Jokowi saja mulai dari Solo dulu, provinsi dulu, lalu baru (maju) di pilpres (pemilihan presiden). Lah ini kan kalau Mas Kaesang tidak pernah ikut yang namanya pilkada,” ujarnya.

Siti Zuhro melanjutkan,  tidak akan mudah bagi Kaesang untuk bertarung di Jakarta. 

Pasalnya kata dia, tidak mudah bagi orang baru yang minim pengalaman untuk mengambil hati penduduk Jakarta.

“Kalau di Jakarta berat ini yang dihadapi kan sudah dapat masukan dari survei utamanya itu yang mengatakan ikan hiu dan sebagainya. Jadi, di Jakarta memang berat,” katanya.

“Bahwa bagaimana membius orang Jakarta, pemilih Jakarta untuk memilih seorang yang baru datang tanpa ada pengalaman apa pun itu sulit sekali menurut saya,” ujar Siti Zuhro melanjutkan.

(*)

Berita Terkini