TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wacana majunya penguasa Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X dalam Pemilihan Wali Kota Solo (Pilwakot Solo) 2024 kini menuai sorotan publik.
Muncul pro dan kontra terkait majunya Gusti Bhre di Pilkada Solo 2024.
Terlebih beredar rumor keluarga Mangkunegaran keberatan jika Gusti Bhre itu maju dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 pada November mendatang.
Baca juga: Pilkada Solo Jateng: Partai Gerindra Mulai Jalin Komunikasi dengan Gusti Bhre untuk Komitmen
Di sisi lain, gelombang dukungan juga muncul bersamaan dengan gejolak penolakan Gusti Bhre menjadi calon wali kota Solo.
Sosiolog Rezza Akbar menilai peristiwa ini menjadi hal yang biasa ketika seorang figur dicalonkan atau maju dalam pesta demokrasi.
Dosen Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) ini menggarisbawahi, Gusti Bhre memiliki pekerjaan rumah jika nantinya kukuh untuk maju menjadi calon wali kota pada Pilkada Solo.
Satu analisisnya sebagai pengamat sosial adalah efek domino yang nantinya berimbas kepada Pura Mangkunegaran.
Yakni masuknya politik eksternal ke dalam lingkungan Mangkunegaran yang berpotensi menimbulkan kericuhan.
Hal ini disebutnya seperti yang terjadi pada Keraton Kasunan Surakarta (Keraton Solo). Dan Gusti Bhre menurutnya harus memikirkan hal tersebut.
Keutuhan Pura Mangkunegaran harus menjadi perhatian utama.
"Kekhawatiran karena apa yang terjadi pada Keraton Surakarta menjadi pelajaran semua keraton-keraton di Jawa. Pada akhirnya kekisruhan internal akan sangat mungkin terjadi ketika masuknya politik eksternal ke dalam lingkungan keraton," jelasnya pada Selasa (9/7/2024).
"Ada kekhawatiran yang benar-benar murni dan nyata dari pihak (keluarga) Mangkunegaran, takutnya nanti akan terseret dalam situasi yang sama seperti kasunanan."
Baca juga: Pilkada Solo Jateng: Partai Gerindra Mulai Jalin Komunikasi dengan Gusti Bhre untuk Komitmen
Kemudian, lanjut Rezza Akbar, pengaruh penguasa dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan klan politiknya sungguh besar dan disinyalir memiliki hubungan baik dengan keluarga Pura Mangkunegaran.
Demikian bisa dilihat dengan mata telanjang berbagai kegiatan-kegiatan event kelas internasional hingga resepsi Kaesang Pangarep-Erina Gudono pada 2022 lalu di istana kadipaten Mangkunegaran.
Bagi Rezza Akbar, pengaruh tersebut bisa berdampak negatif kepada Gusti Bhre.