Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Suyatmi sempat berkomunikasi dengan putranya, Muhammad Jais Andika Putra (15) sebelum maut mengambil sang putra setelah latihan silat di Sragen pada 12 Juli 2024.
Komunikasi itu sempat dilakukan melalui handphone.
Jais memberitahu Suyatmi bila dirinya tidak bisa menjemput ibu dari tempat kerja.
Suyatmi, untuk diketahui, bekerja di sebuah produsen makanan ringan di Solo.
Sementara rumah mereka berada di Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Baca juga: Suyatmi Curiga Luka Lebam Dahi Jais, Saksi Latihan Silat di Sragen Jateng Sebut Karena Jatuh
Itu berada dekat dengan Waduk Kedung Ombo.
Jais tak bisa menjemput Suyatmi karena akan mengikuti pertemuan di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
"Saya kan kerja di Solo, yang antar jemput ya Jais, dia bilang, Bu, nggak usah pulang aku ada pertemuan di Gemolong, ada rapat," ujarnya.
Suyatmi mengiyakan permintaan Jais untuk tidak pulang dan tetap di Solo.
Di Solo, Suyatmi akan singgah di tempat bapaknya Jais yang juga bekerja di Solo.
"Ya sudah besok saja (dijemputnya) saya ke Solo ke tempat bapaknya, saya bilang begitu, ya besok saja bu, saya menyusul dia bilang begitu," sambungnya.
Baca juga: Kalau Dipukul Dada Tidak Mungkin, Kecurigaan Ibu Pelajar Sragen Jateng yang Tewas Latihan Silat
Kabar duka itu kemudian didapatkan Suyatmi dari kakek korban.
Jais meninggal dunia saat latihan silat di Sragen.
Suyatmi langsung bergegaas menuju RSUD Soeratno Gemolong.
Hati Suyatmi hancur setelah melihat sang anak dalam kondisi tak bernyawa.
"Katanya anak saya latihan sesak, tapi anak saya nggak punya riwayat sesak, tapi kenapa kok dari rumah sakit sudah nggak ada (meninggal), terus sini (dahi dan pipi) kok ada benturan, ada luka-luka," jelas dia.
(*)