Laporan wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat jangan kendor untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat.
Tak lupa juga, untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN).
Baca juga: Kasus DBD di Karanganyar Jateng Tembus 1.098 hingga Juli 2024, Terbaru Ditemukan di 8 Kecamatan
Hal ini dikarenakan kasus Demam Berdarah dengue (DBB) di Boyolali yang sempat melandai kembali melonjak.
Selama sebulan ini saja, tercatat ada 42 kasus DBD.
Jika diakumulasikan dari Januari hingga akhir Juli total kasus DBD di Boyolali Tembus 690 kasus dengan jumlah kematian mencapai 10 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro menyebut kasus DBD di Boyolali tertinggi terjadi pada Maret Mei
Tercatat ada 136 kasus di bulan Mei dan 138 kasus di Maret.
Kasus temuan tertinggi di Boyolali berdasarkan data Puskesmas Boyolali I dan Boyolali II dengan 86 kasus.
Disusul Teras dengan 59 kasus, Cepogo ada 58 kasus, Ngemplak 55 kasus dan Andong 54 kasus.
Kasus kematian akibat DBD ini mencapai 10 kasus.
Rinciannya di Siswodipuran,Boyolali Kota; Desa Manjung, Kecamatan Sawit; Desa Teras dan Gumukrejo, Kecamatan Teras; Desa Trosobo, Kecamatan Sambi; Desa Gunungsari dan Kalinanas, Kecamatan Wonosamodro; Desa Guwo, Bolo, dan Bojong, Kecamatan Wonosegoro.
Teguh merincikan kasus berdasarkan usia.
Untuk usia 1-4 tahun terdapat 31 kasus.
Kemudian, usia 5-14 tahun kasus terdapat 261 kasus dengan tujuh kasus kematian.
Baca juga: Tegas! Ini Perintah Bupati Sri Mulyani untuk Turunkan Kasus DBD di Klaten Jateng, Terus Sosialisasi