Nasib, para peternak sapi perah yang susunya dibeli dengan harga paling tinggi itu pun kini diujung tanduk.
Karena memang, menurut 1300an peternak ini, UD Pramono lah yang paling baik pelayanannya.
Tak hanya membeli susu dengan harga paling tinggi, UD Pramono juga yang paling konsisten.
Susu dari sapi yang sakit tetap mau dibeli, meskipun akhirnya Pram harus membuangnya.
Tak pernah ada masalah soal pembayaran susu dengan petani.
Baca juga: TERUNGKAP Alasan UD Pramono di Boyolali Terancam Tutup : Rekening Diblokir Gegara Masalah Pajak
Pram juga tak pernah membebankan peternak jika susu yang akan disetorkan ditolak pabrik.
Selain itu, dia juga memberikan kredit tanpa bunga kepada petani binaannya.
Namun, tak lama lagi, 1300 peternak sapi perah bakal kehilangan kenyamanan dan kesejahteraan.
Bak disambar petir disiang bolong, Pramono mengumumkan bakal tutup.
Pramono menyatakan tak lagi menerima susu dari peternak lalu menyetorkannya ke industri pengolahan susu (IPS).
Pramono pun juga sudah berpamitan dengan dua IPS besar yang menjadi muara susu dari peternak ini.
"Dadi kulo ora nyalahke bank, ora nyalahke kantor pajek. Sing penting kulo ora mampu. (Kedua) tanganku ora mampu, keju kabeh, ra isoh nyambut gawe. (Saya tidak menyalahkan Bank dan kantor pajak yang sudah memblokir membekukan uangnya. Saya hanya sudah tidak mampu karena capek (memikirkan keberlangsungan usaha dan pajak)," katanya.
Pram sapaannya blak-blakan mengenai pajak yang dibebankan untuknya ini.
Bermula pada 2020, kantor pajak memeriksa pajak untuk tahun 2018.
Pra awalnya, Pramono dibuat syok dengan nilai pajak yang harus dia tanggung mencapai Rp 2 miliar.