Kasus DBD di Sragen

2025 Baru Berjalan 9 Hari, Sudah Ada 7 Warga Sragen Terjangkit Demam Berdarah Dengue

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen melakukan fogging di sekitar tempat tinggal bocah 12 tahun yang meninggal dunia karena terjangkit DBD, Kamis (1/2/2024).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sudah ada 7 warga Sragen yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) meski tahun 2025 baru berjalan 9 hari.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Sri Subekti mengatakan kasus DBD tersebut tersebar di beberapa kecamatan.

"Kasus DBD hingga 9 Januari 2025, ada 7 kasus, satu kasus di wilayah Plupuh ada 1 kasus, kemudian juga ditemukan 1 kasus di kecamatan Sambirejo," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (9/1/2025).

"Lalu di Kecamatan Sragen itu ada 2 kasus, Kecamatan Miri tercatat ada 2 kasus, dan di Kecamatan Sumberlawnag ada 1 kasus," sambungnya.

Baca juga: Kasus DBD di Karanganyar Jateng Tembus 1.356 Kasus, Paling Tinggi dalam 8 Tahun Terakhir

Selain itu, tercatat ada 53 warga Sragen yang menderita Demam Dengue (DD).

Bekti menambahkan sepanjang tahun 2024 lalu, tercatat ada 3.419 kasus DD, dan 493 kasus DBD.

"Untuk pasien meninggal dunia ada 7 orang, yakni warga Gondang, warga Ngrampal, warga Karangmalang, warga Sidoharjo, warga Tanon, dan warga Tangen," terangnya.

Agar kasus DBD dapat ditekan di tahun 2025 ini, Bekti berharap agar warga Sragen kembali menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"PHBS harus digalakkan, masyarakat harus gotong royong untuk kerja bakti membersihkan lingkungannya," ujarnya.

"Kalau di perkotaan, rawan dijadikan sarang nyamuk itu di lahan kosong, karena tidak ada yang merawat, tidak ada yang membersihkan," pungkasnya. (*)

Berita Terkini