Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di depan sekolah memiliki pendapat sendiri soal program makan bergizi gratis.
Seorang PKL, Dedi mengatakan ia sudah mengetahui adanya program makan bergizi gratis tersebut.
Karena belum berjalan, ia belum merasakan dampaknya.
"Dampaknya belum tahu juga, soalnya belum jalan, jadi belum kelihatan, biasanya kalau bakul-bakul seperti ini, sudah terjadi bakal kelihatan," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (8/1/2025).
Selain itu, ia juga berjualan di depan sekolah ketika jam pulang sekolah.
Pasalnya, ketika jam istirahat, anak sekolah juga tidak diperkenankan keluar dari lingkungan sekolah.
"Ngaruhnya paling kalau sudah kenyang, sudah kenyang, tidak jajan, tapi kan ini jajanan, yang dikasih nasi, jadi beda juga," jelasnya.
"Biasanya yang beli, yang jemput anak-anak, untuk makanan di rumah," sambungnya.
PKL yang lain, Arif mengatakan program bergizi gratis ini akan memiliki sedikit dampak.
"Kalau pengaruhnya ada, tapi tidak banyak, masalahnya kan kadang, yang dikasih saku, kalau suka (jajanan), tetap beli, keinginan dia untuk beli tetap ada," ujar Arif.
"Yang diberikan paling nasi, ikan, sayur, minumnya belum ada, kalau cemilan belum ada, mesti beli, menu jajanan sama makan gratis beda," tambahnya.
Baca juga: Respon Orang Tua di Sragen Soal Program Makan Bergizi Gratis, Berharap Anak Diberi Menu Sayur
Arif mencontohkan ia sempat berjualan di salah satu SD, yang baru mengadakan acara ulang tahun dengan menggelar makan bersama.
Meski begitu, murid dari SD tersebut masih banyak yang membeli makanan di tempatnya.
"Sudah makan-makan, kan nasi ada, tapi tetap ada yang jajan, kalau pengaruh tidak banyak, saya tidak khawatir, justru pengaruhnya ke kantin sekolah," terangnya.
(*)